
Jalur Darat Seimenggaris-Tulin Onsoi Kembali Terkena Longsor
Jalur darat yang menghubungkan Kecamatan Seimenggaris dengan Tulin Onsoi di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), kembali mengalami longsor. Peristiwa terbaru terjadi di kawasan Gunung Batu Mayo, Desa Salang, Kecamatan Tulin Onsoi, pada malam hari Minggu (24/08/2025).
Sebelumnya, di titik yang sama, longsor juga telah terjadi pada Rabu (13/08/2025), yang menyebabkan akses jalan terganggu dan membuat warga terisolasi. Camat Tulin Onsoi, Kristoforus, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa pihak Balai Jalan sudah turun tangan untuk menangani permasalahan ini.
"Benar kejadian Minggu malam. Balai Jalan sudah turun tangan, jadi jalur sudah bisa dilalui kendaraan," kata Kristoforus kepada media, Selasa (26/08/2025), pagi.
Menurutnya, penyebab longsor dipicu oleh kondisi lahan yang digunakan untuk perkebunan. Minimnya vegetasi penahan air membuat curah hujan deras langsung memicu pergerakan tanah. "Balai Jalan Kaltara sigap. Setiap kejadian alat berat segera dikerahkan sehingga mobilitas warga tidak lumpuh terlalu lama," ucapnya.
Ancaman Longsor Susulan
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Arief Budiman, mengingatkan bahwa lokasi longsor di kilometer 172 masih rawan. Hasil kaji cepat menunjukkan kondisi tanah labil, drainase buruk, serta curah hujan tinggi memperbesar risiko bencana berulang.
"Jika hujan deras terus berlangsung, dikhawatirkan akan ada longsor susulan. Dampaknya bisa memutus jalur penghubung antar kecamatan, bahkan antar kabupaten dan provinsi," ujar Arief Budiman.
BPBD Nunukan merekomendasikan agar segera dilakukan perbaikan infrastruktur, termasuk pembangunan siring penahan tanah, demi mengurangi risiko bencana.
Pentingnya Jalur Seimenggaris-Tulin Onsoi
Jalur Seimenggaris-Tulin Onsoi bukan sekadar akses lokal, tapi juga jalur vital yang menghubungkan arus logistik dan mobilitas antar wilayah di perbatasan Kaltara. Kerusakan berulang akibat longsor menimbulkan kekhawatiran serius bagi warga maupun pemerintah daerah.
Beberapa langkah penting yang perlu dilakukan antara lain:
- Pemantauan rutin terhadap kondisi tanah dan cuaca di sekitar jalur.
- Peningkatan infrastruktur seperti saluran drainase dan penahan tanah.
- Edukasi masyarakat tentang risiko bencana dan cara menghindarinya.
- Kolaborasi antara pemerintah daerah, BPBD, dan instansi terkait dalam merencanakan pencegahan bencana.
Dengan adanya upaya pencegahan dan mitigasi, diharapkan kerugian akibat bencana dapat diminimalisir, serta kelancaran transportasi dapat terjaga.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!