Kronologi Kematian Gajah Tari di Tesso Nilo

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kematian Anak Gajah Tari di Kamp Konservasi Sumatera

Seekor anak gajah betina yang diberi nama Kalistha Lestari atau Tari ditemukan meninggal pada Rabu (10/9/2025) lalu. Bangkai Tari ditemukan di kamp Elephants Flying Squad SPTN Wilayah I Lubung Kembang Bunga Balai, sekitar pukul 08.00 WIB.

Elephants Flying Squad SPTN Wilayah I Lubung Kembang Bunga Balai adalah sebuah kamp konservasi gajah Sumatera yang berada di wilayah Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Kamp ini merupakan pusat konservasi dan pembiakan (breeding) gajah Sumatera yang termasuk dalam kategori satwa yang sangat dilindungi dan terancam punah.

Di lokasi ini, telah lahir beberapa anak gajah dari induk-induk gajah seperti Lisa dan Ria, yang merupakan hasil perpaduan antara gajah jinak dan liar. Saat ini, total populasi gajah di Elephants Flying Squad Camp TNTN lebih dari delapan ekor, terdiri dari gajah dewasa, remaja, dan anak-anak.

Kronologis Kematian Tari

Berdasarkan keterangan resmi Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Pelalawan, Riau, pada 9 September 2025, Tari masih menunjukkan kondisi sehat. Pagi hari sekitar pukul 07.43 WIB, Tari tampak aktif, bermain seperti biasa, dengan nafsu makan normal, feses baik serta tanpa tanda kelemasan.

Meski dalam keadaan aktif dengan nafsu makan normal, intensitas menyusui dilaporkan sedikit berkurang. Jelang sore hari sekira pukul 17.00 WIB, Tari tampak stabil tanpa menunjukkan gejala sakit apa pun. Namun, pada Rabu, 10 September 2025, sekitar pukul 08.00 WIB, mahout yang bertugas mendapati Tari dalam keadaan berbaring tanpa gerakan dan segera dinyatakan mati.

Mahout atau pawang gajah kemudian menghubungi dokter hewan untuk memeriksa fisik anak gajah tersebut. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan tidak ada luka atau trauma pada tubuh, tetapi perut terlihat sedikit menggembung.

Tindakan Nekropsi dan Penyelidikan

Setelah gajah Tari dinyatakan mati, dokter kemudian melakukan tindakan nekropsi yakni bedah bangkai. Tujuan nekropsi untuk memastikan penyebab kematian gajah Tari. Dalam tindakan nekropsi itu, dokter kemudian mengambil sampel organ guna pemeriksaan laboratorium. Sampel tersebut nantinya dikirim ke Bogor untuk analisis lebih lanjut.

Balai Taman Nasional Tesso Nilo berkomitmen menunggu hasil pemeriksaan laboratorium sebagai dasar ilmiah dalam mengetahui penyebab kematian Tari. "Hasil resmi akan disampaikan setelah proses analisis selesai. Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian berbagai pihak terhadap kelestarian gajah Sumatera," kata Balai TNTN.

"Kehilangan Tari menjadi pengingat betapa rentannya satwa langka ini, sekaligus memperkuat komitmen kami dalam upaya perlindungan dan perawatan gajah di Tesso Nilo," imbuhnya.

Profil Gajah Tari

Gajah Tari, satwa langka penghuni Elephants Flying Squad Camp TNTN ini berjenis kelamin betina. Gajah tersebut lahir pada 31 Agustus 2023. Usianya saat ini baru 2 tahun 10 hari. Gajah Tari merupakan hasil perkawinan dari induk gajah bernama Lisa dengan gajah liar.

Informasi Tentang Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN)

Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) adalah lembaga pengelola resmi taman nasional Tesso Nilo yang berada di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Indonesia. Balai ini berfungsi sebagai pusat pengelolaan konservasi alam dan pelindungan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang sangat kaya flora dan fauna, termasuk habitat satwa langka seperti gajah dan harimau sumatera.

Lokasinya ada di Jalan Koridor RAPP (Langgam) km 4, Pangkalan Kerinci Barat, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau 28654, Indonesia. Luas dari TNTN ini berkisar 83.068 hektare. Di dalamnya terdapat beragam flora dan fauna. Ada sekitar 360 jenis flora, termasuk pohon dan tanaman langka; serta fauna seperti harimau sumatera, gajah sumatera, rusa, burung, ikan, mamalia, reptil, dan amfibi dengan total lebih dari 200 spesies.

Balai TNTN juga melakukan restorasi ekosistem secara aktif dengan melibatkan masyarakat lokal dan berbagai pihak dalam upaya konservasi dan mitigasi dampak lingkungan. Balai Taman Nasional Tesso Nilo merupakan pusat pengelolaan yang sangat penting dalam upaya pelestarian hutan dan satwa langka di kawasan Riau dan Sumatera secara lebih luas.