Sidang Kongres AS Terkejut dengan Rekaman Drone Tembak UFO Yaman

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Sidang Kongres AS Terkejut dengan Rekaman Drone Tembak UFO Yaman

Sidang Kongres AS Mengungkap Video Mengejutkan tentang Drone Militer yang Menembak UFO

Sidang dengar pendapat di Gedung Kongres Amerika Serikat (AS) pada Selasa (9/9/2025) menarik perhatian publik setelah seorang anggota DPR menerima sebuah video yang menunjukkan drone militer mencoba menembak jatuh objek tak dikenal. Rekaman ini disebut sebagai salah satu momen paling menonjol dalam sidang tersebut, yang berlangsung di Capitol Hill.

Video yang diberikan oleh seorang whistleblower anonim kepada anggota DPR Eric Burlison menampilkan sebuah objek tak dikenal yang disebut "orb" (bola) sedang dilacak oleh drone MQ-9 atau Reaper. Dalam rekaman tersebut, drone kedua yang tidak terlihat menembakkan rudal Hellfire dari sisi kiri untuk menghantam objek tersebut. Meskipun objek itu tampak rusak akibat serpihan kecil yang terlepas, ia tetap melanjutkan perjalananannya setelah terkena hantaman langsung.

Burlison menyatakan bahwa lampu hijau diberikan untuk menyerang, namun rudal tidak efektif terhadap target. Ia juga menjelaskan bahwa peninjauan independen terhadap video tersebut sedang berlangsung. Rekaman ini diambil pada 30 Oktober 2024, di lepas pantai Yaman, dan menjadi bagian dari upaya Kongres untuk lebih transparan dalam menangani laporan-laporan mengenai fenomena udara tak dikenal.

Fenomena UAP dan Penyelidikan yang Terus Berlangsung

Unidentified Aerial Phenomena (UAP), istilah yang digunakan oleh pemerintah AS dan komunitas ilmiah, merujuk pada objek atau fenomena di udara yang belum dapat diidentifikasi atau dijelaskan. Meski sering dikaitkan dengan pesawat luar angkasa alien dalam budaya populer, sebagian besar penampakan UAP akhirnya dijelaskan sebagai fenomena alam atau objek buatan manusia.

Pada tahun lalu, Kantor Pentagon yang menangani laporan UAP menerima sebanyak 21 laporan. Laporan-laporan ini mencakup berbagai bentuk objek seperti bola, lampu, dan silinder. Namun, sekitar 4 persen dari laporan tersebut termasuk dalam kategori "lainnya", dengan deskripsi unik seperti "bola api hijau", "ubur-ubur dengan lampu berwarna-warni yang berkedip-kedip", atau "roket perak sepanjang kurang lebih enam kaki".

Selama periode antara 1 Mei 2023 dan 1 Juni 2024, Kantor Resolusi Anomali Seluruh Domain (AARO) menerima total 757 laporan UAP. Dari jumlah tersebut, 485 laporan terjadi selama periode pelaporan, sementara 272 lainnya terjadi di luar periode tersebut. Sebanyak 49 kasus telah diselesaikan dengan mengidentifikasi objek sebagai balon, burung, atau drone. Sementara itu, 243 kasus lainnya masih dalam proses penyelidikan.

Tantangan dalam Penyelidikan UAP

Sebanyak 444 kasus lainnya tidak memiliki cukup data untuk melanjutkan penyelidikan, sehingga kantor akan memeriksa arsip aktifnya untuk melihat apakah ada data tambahan yang dapat ditemukan. Dari 21 kasus yang layak dianalisis lebih lanjut, Kosloski menyebut beberapa di antaranya menarik karena sesuai dengan bentuk-bentuk umum yang dilaporkan, seperti bola, segitiga, dan silinder.

Dr. Jon Kosloski, direktur AARO, mengatakan bahwa kantornya tidak menemukan bukti adanya makhluk luar angkasa, aktivitas, atau teknologi asing. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa penyelidik belum mengidentifikasi kasus apa pun sebagai teknologi terobosan. "Kami terbuka terhadap hal itu sebagai penjelasannya, tetapi kami tidak mengaitkannya dengan teknologi terobosan," katanya.

Ia juga menegaskan bahwa pikiran yang terbuka bekerja dua arah. Jadi, jika mereka tidak memahami suatu kasus, mereka tidak bisa menyimpulkan bahwa itu adalah teknologi terobosan atau bukan. Hal ini menunjukkan bahwa penyelidikan terhadap UAP masih terus berlangsung, dengan fokus utama pada analisis data dan pengamatan yang lebih mendalam.