
Pameran Bali Interfood Kembali Digelar di Bali Nusa Dua Convention Center
Pameran internasional Bali Interfood kembali digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada tanggal 10 hingga 12 September 2025. Ini merupakan penyelenggaraan keenam dari pameran yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan ekspose internasional yang sebelumnya telah dilaksanakan di Yogyakarta pada Mei 2025, Surabaya pada Juni, dan akan berakhir dengan penyelenggaraan utama di Jakarta pada 12–15 November mendatang.
CEO Krista Exhibitions, Daud Salim, menjelaskan bahwa Bali menjadi lokasi penting dalam rangkaian acara ini karena peran kafe dan restoran sebagai ujung tombak pariwisata. "Kami menyediakan berbagai produk makanan, minuman, peralatan restoran, serta inovasi teknologi pangan, termasuk kopi dan cokelat dari Indonesia, terutama Bali," katanya dalam konferensi pers di Kantor Bali Tourism Board, Senin, 25 Agustus 2025.
Peserta dan Pameran yang Menarik Perhatian
Pameran ini melibatkan sebanyak 110 perusahaan peserta yang mewakili lebih dari 150 merek. Di antaranya terdapat 40 IKM dari Jawa Timur, Bali, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, serta perwakilan dari 17 negara. Selain pameran, acara ini juga diramaikan dengan kompetisi merias keranjang Natal dan Tahun Baru, demo masak dari asosiasi chef, seminar, hingga demo dari asosiasi perikanan.
Daud menambahkan bahwa target pengunjung mencapai 15 ribu orang, yang terdiri dari buyer, distributor, hingga pelaku industri hotel, restoran, dan katering (horeka). "Kami berharap pameran ini membuka peluang kerjasama lokal maupun internasional, sekaligus memperkuat inovasi produk kuliner Indonesia," jelasnya.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, menegaskan bahwa ajang ini harus mampu mendorong kuliner lokal naik kelas ke kancah global. "Saya ingin acara ini membangun jaringan yang lebih luas, berbagi inovasi, dan menjadikan kuliner lokal sebagai pilihan wisatawan internasional," katanya.
Sementara itu, Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, menilai pameran ini memberikan dampak signifikan bagi perekonomian. Salah satu dampaknya adalah potensi peningkatan okupansi hotel di sekitarnya. "Dampaknya pengenalan produk ada yang baru khususnya terkait kitchen. Kedua tentu saja okupansi hotel di sekitarnya meningkat," paparnya.
Peluang untuk Industri Perikanan dan Makanan Minuman
Ketua Umum Asosiasi Produsen Pengolahan & Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Budhi Wibowo, menyebut pameran ini juga membuka peluang untuk industri perikanan di Indonesia. "Target kami adalah memperbesar pasar domestik hingga 10 persen. Salah satunya lewat pameran ini," katanya.
"Kami terus bekerjasama dengan Krista. Pameran ini jalan mudah temukan pembeli," tambahnya.
Hal senada disampaikan Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman, yang menilai pameran ini penting untuk pengembangan industri makanan dan minuman, terutama di kawasan Indonesia Timur. "Ajang ini menjadi wadah industri makanan dan minuman untuk tumbuh bersama dengan pengusaha hotel dan restoran di Bali. Peluang bisnis yang bisa dikembangkan sangat besar," tegasnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!