Kisah Rosa Gitaria, Pustakawan Berjuang Mengatasi Sakit dengan Buku

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kecintaan Rosa Gitaria terhadap Buku Sejak Dini

Sejak kecil, Rosa Gitaria sudah akrab dengan buku dan majalah. Ia sering membaca berbagai majalah yang diberikan oleh ayahnya. Saat masih duduk di bangku SD, ia mulai tertarik dengan cerita-cerita dalam majalah seperti Intisari, Hai, Bobo, hingga Si Kuncung. Setiap hari, ia memperoleh majalah-majalah tersebut secara gratis dari bos ayahnya yang bekerja di Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (sekarang PT Telkom).

Majalah-majalah ini biasanya dibawa pulang oleh ayahnya setiap minggu. Di rumah, semua anggota keluarga suka membaca, sehingga mereka saling berebut mengambil majalah yang tersedia. Bahkan, majalah Intisari menjadi langganan rutin ayahnya hingga masa SMA. Tidak hanya itu, Rosa juga sangat menyukai teka-teki silang di koran Sinar Harapan. Pernah, ia mendapatkan hadiah Rp 7.500 setelah berhasil menyelesaikan teka-teki silang tersebut. Uang itu digunakan untuk membeli sepatu.

Menghadapi Penyakit dengan Bantuan Buku

Pada usia 12 tahun, Rosa mengalami ujian berat ketika didiagnosis menderita diabetes melitus (DM). Meskipun masih muda, ia mencari tahu penyebab penyakitnya melalui buku literasi medis. Dengan bantuan ilmu dari buku, ia mulai memahami cara hidup sehat, seperti minum air putih secara cukup dan mengonsumsi pare. Berkat itu, kini ginjalnya dalam kondisi sehat 100 persen.

Dari pengalamannya ini, Rosa memutuskan untuk menjadi pustakawan. Baginya, pustakawan bisa menjadi jembatan antara masyarakat dan literasi. Dari membaca, ia merasa semuanya bisa dihadapi, termasuk menghadapi penyakit. Meski dulu disarankan untuk menjadi dokter, ia lebih memilih menjadi pustakawan karena cintanya pada buku.

Karier sebagai Pustakawan

Rosa melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia (UI) Fakultas Sastra jurusan Ilmu Perpustakaan dan lulus pada tahun 1994. Setelah lulus, ia bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun 1996. Pada tahun 2001, ia resmi menjadi pustakawan.

Kemampuannya dalam bidang perpustakaan membuatnya cepat berkembang. Pada tahun 2009, ia telah masuk golongan 4A sebagai Pustakawan Ahli Madya. Selain itu, ia juga menamatkan jenjang Strata II (S2) di Universitas Sriwijaya (Unsri) dengan gelar Master of Science (M.Si) pada tahun 2007 dalam waktu 11 bulan secara cumlaude.

Waktu itu, ia awalnya ingin melanjutkan S2 di UI, tetapi akhirnya memilih Unsri karena adanya beasiswa dan fokus pada bidang SDM dan Tenaga Kerja. Dosen di Unsri sempat terkejut dengan kecepatannya menyelesaikan studi. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya dalam membaca sejak kecil.

Tantangan Zaman Baru

Perkembangan teknologi seperti internet dan Artificial Intelligence (AI) memberikan tantangan bagi pustakawan. Namun, Rosa percaya bahwa pustakawan tetap akan eksis. Menurutnya, AI tidak bisa melakukan klasifikasi buku, yang harus dilakukan oleh manusia.

Selain itu, media sosial dan internet bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan literasi baca. Program pojok baca yang diselenggarakan pemerintah daerah bisa dikembangkan melalui media online agar lebih banyak masyarakat yang tertarik datang ke perpustakaan.

Contohnya, ada anak yang setelah melihat promosi di media sosial, akhirnya bisa menang Olimpiade Matematika setelah berkunjung ke perpustakaan. Dari situ, Rosa yakin bahwa perkembangan teknologi bisa membantu pustakawan dalam menjalankan tugasnya.