
Kasus Foto Siswi SMA yang Diedit AI Mengganggu Martabat dan Trauma Psikologis
Kasus pengeditan foto siswi SMA di Kota Cirebon menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) hingga tampak bugil menimbulkan kekhawatiran terhadap martabat para korban. Meskipun proses hukum sedang berjalan, trauma psikologis yang dialami oleh para korban dan keluarga mereka diperkirakan akan bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Sharmila, kuasa hukum dari lima korban, menyatakan bahwa tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai kejahatan asusila. Dalam wawancara dengan media, ia mengungkapkan bahwa pertemuan yang dilakukan pada Senin siang antara perwakilan sekolah pelaku, korban, serta pihak DP3AP2KB sempat berlangsung dengan emosi yang tinggi.
Ia mengecam adanya pihak yang meminta korban untuk memahami kondisi pelaku yang disebut telah tertekan dan depresi. Namun, Sharmila menegaskan bahwa yang lebih penting adalah nasib para korban. “Bagaimana dengan korban? Korban ini perempuan, jejak digital sampai kapan bisa dihapus?” tanyanya.
Para siswi dan orang tua kini hidup dalam ketakutan. Mereka khawatir foto yang sudah tersebar di dunia maya akan terus menghantui masa depan mereka. “Jika dari pihak pelaku mungkin bisa bersih lagi dengan keluar dari sekolah atau dari Cirebon, tapi bagaimana dengan korban? Foto yang sudah tersebar bisa muncul kapan saja. Trauma mereka sampai kapan bisa hilang?” ujarnya.
Rasa malu juga semakin memperparah kondisi keluarga korban. Sharmila menjelaskan bahwa orang tua para siswi takut jika suatu hari ada orang yang menganggap foto-foto itu benar-benar nyata. “Apalagi kalau nanti anak-anak ini mau menikah, atau besok-besok berhijab. Punya jejak digital vulgar sangat memalukan,” tambahnya.
Di sisi lain, pihak kuasa hukum juga meminta agar kepolisian segera menindaklanjuti laporan sesuai aturan yang berlaku. “Kami melaporkan dengan pasal pornografi dan Undang-Undang ITE. Karena ini menggunakan media digital, jadi kami berharap prosedurnya dijalankan,” ujar Sharmila.
Sebelumnya, video berdurasi 37 detik yang berisi kumpulan foto hasil manipulasi AI viral di berbagai grup WhatsApp, Senin. Video tersebut menampilkan wajah sejumlah siswi ditempelkan pada tubuh telanjang, sehingga tampak seperti berpose vulgar. Padahal, foto asli para korban sama sekali bukan foto syur.
Diduga, wajah mereka diambil secara diam-diam dari ponsel seorang siswa, lalu disalahgunakan. Informasi yang diterima menyebutkan bahwa kasus ini melibatkan tiga terduga pelaku berinisial V, I, dan A, yang masih berstatus pelajar dari sekolah favorit di Kota Cirebon. Ketiganya sudah diperiksa penyidik Polres Cirebon Kota dengan didampingi orang tua masing-masing.
Selain menyebarkan, para pelaku juga diduga menjual foto-foto hasil manipulasi itu melalui aplikasi Telegram dengan harga Rp 50 ribu untuk 20 foto. Tindakan ini menunjukkan bahwa penyebaran informasi palsu tidak hanya dilakukan secara gratis, tetapi juga dijual, sehingga meningkatkan risiko kerugian bagi korban.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!