Kasus Foto Syur AI di Cirebon, Polisi Tunggu Korban Lain Melapor

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Kasus Foto Syur AI di Cirebon, Polisi Tunggu Korban Lain Melapor

Penanganan Kasus Edit Foto Syur dengan Teknologi AI di Cirebon

Polres Cirebon Kota mengklaim bahwa hingga saat ini hanya ada satu laporan resmi terkait kasus pengeditan foto syur menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Hal ini disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota, AKP Fajri Ameli Putra. Menurutnya, pihak kepolisian langsung merespons cepat setelah kasus ini viral di media sosial pada Jumat malam (22/8/2025). Informasi awal diperoleh dari kalangan media, bukan dari masyarakat.

Fajri menegaskan bahwa polisi tetap terbuka bagi korban lain untuk melaporkan kejadian yang mereka alami. “Saat ini, hanya satu laporan yang sudah masuk secara resmi, yaitu laporan yang dibuat pada hari Minggu malam. Namun, pemeriksaan terhadap korban akan dilakukan besok karena pihak pendamping hukum meminta waktu tambahan,” ujar Fajri pada Senin malam (25/8/2025).

Barang bukti yang telah diterima penyidik berupa foto hasil manipulasi. “Bukan video, lebih ke foto yang diedit, di mana bagian kepala dan badan tidak sesuai. Dari beberapa korban, ada yang bisa menunjukkan bukti, sementara yang lain datang tanpa membawa apa-apa, hanya mendengar informasi dari teman,” jelas Fajri.

Menurutnya, proses penyelidikan masih dalam tahap awal. Hingga kini, belum bisa dipastikan jumlah terduga pelaku. “Kami masih menunggu korban-korban lain. Ada beberapa aktivitas yang dilakukan oleh terduga, apakah itu memproduksi atau menyebarkan, belum bisa kami simpulkan,” katanya.

Kasus ini menarik perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk keluarga korban. Dalam pertemuan antara pihak sekolah, kuasa hukum korban maupun pelaku, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AP2KB) di sebuah kafe di Jalan Raya dr Wahidin, suasana menjadi haru ketika salah satu ibu korban angkat bicara.

“Kita semua keluarga korban sangat terpukul atas kejadian ini. Anak kami punya masa depan,” ujarnya dengan suara bergetar sambil menyeka air mata. Ia menegaskan bahwa putrinya tidak boleh dijadikan bahan manipulasi asusila. “Memang itu bukan foto anak-anak kami, itu badannya. Tapi mukanya, muka siapa? Itu anak-anak kami,” tegasnya.

Sharmila, kuasa hukum lima korban, mengungkapkan bahwa pelaku utama adalah seorang pelajar SMA. “Menurut keterangan yang kami terima, pelaku mengambil foto para korban lalu memanipulasinya menggunakan aplikasi pengedit gambar. Fotonya diedit menjadi foto syur,” jelas Sharmila.

Ia juga menyatakan bahwa kasus ini tidak dilakukan sendirian. “Pelaku yang mengedit cuma satu. Namun yang terlibat lebih dari satu. Ada yang menyediakan foto, ada yang mengedit,” tambahnya.

Reza, kuasa hukum korban lain, menegaskan bahwa kasus ini tidak boleh dianggap sepele. “Kami menginginkan adanya proses hukum dalam kasus ini agar kejadian serupa tidak kembali terulang. Karena ada payung hukum untuk menjerat pelaku, yakni Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak. Kami berharap bisa mengawal kasus ini sampai para korban mendapatkan keadilan,” ujarnya.

Ada tiga terduga pelaku berinisial V, I, dan A yang masih berstatus pelajar dari dua sekolah favorit di Kota Cirebon. Mereka sudah diperiksa oleh penyidik Polres Cirebon Kota dengan didampingi orang tua masing-masing. Lebih mencengangkan lagi, beredar kabar bahwa foto-foto hasil manipulasi AI itu tidak hanya tersebar luas, tetapi juga dijual melalui aplikasi Telegram.