
Penyidikan Kasus Korupsi Proyek Iklan Bank BJB Terus Berjalan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memperkuat penyelidikannya terkait dugaan korupsi dalam proyek iklan Bank BJB yang berlangsung dari tahun 2021 hingga 2023. Salah satu pihak yang telah diperiksa adalah selebgram Lisa Mariana, yang disebut-sebut menerima aliran dana dari proyek tersebut. Pemeriksaan ini menjadi tahap awal sebelum KPK menetapkan langkah selanjutnya, termasuk pemanggilan mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menjelaskan bahwa pihaknya perlu mengumpulkan informasi lebih lanjut sebelum melakukan pemanggilan terhadap Ridwan Kamil. Menurutnya, keterangan Lisa Mariana sangat penting untuk memperkuat data penyidikan yang sedang dilakukan. Dari hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa Lisa diduga menerima dana dari proyek iklan tersebut.
Lisa Mariana hadir di kantor KPK pada Jumat, 22 Agustus 2025, untuk memenuhi panggilan penyidik. Ia mengakui bahwa dirinya pernah menerima aliran dana, tetapi tidak bersedia menyebutkan nominalnya. Saat ditanya oleh wartawan, ia hanya menjelaskan bahwa uang tersebut digunakan untuk kebutuhan anaknya. Pengakuan ini membuat publik semakin memperhatikan kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain dalam kasus besar yang merugikan negara hingga ratusan miliar rupiah.
Keterangan Lisa nantinya akan menjadi bahan konfrontasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk Ridwan Kamil. KPK sebelumnya telah melakukan penggeledahan di rumah mantan Gubernur Jabar pada 10 Maret 2025. Dalam operasi itu, penyidik menyita beberapa barang seperti mobil dan sepeda motor. Namun, hingga saat ini, Ridwan Kamil belum juga dipanggil untuk dimintai keterangan.
Kasus dugaan korupsi di Bank BJB menyeret sejumlah nama besar, termasuk Direktur Utama Bank BJB saat itu, Yuddy Renaldi, serta pejabat pembuat komitmen, Widi Hartoto. Selain itu, KPK juga menetapkan beberapa pengendali agensi iklan sebagai tersangka. Mereka diduga terlibat dalam mengatur aliran dana dari proyek pengadaan iklan yang sarat dengan praktik tidak wajar.
Dari perhitungan penyidik, kerugian negara dalam kasus ini mencapai Rp222 miliar. Angka yang fantastis ini menegaskan bahwa kasus ini bukan sekadar masalah administrasi, melainkan tindakan korupsi besar yang merugikan masyarakat luas. Kini, publik menantikan langkah selanjutnya dari KPK, khususnya terkait rencana pemeriksaan terhadap Ridwan Kamil.
Kehadiran Lisa Mariana di meja penyidik disebut menjadi kunci untuk membuka benang merah kasus ini. Dengan keterangan yang diberikan, KPK berharap bisa mengungkap lebih banyak fakta dan memastikan keadilan dalam penanganan kasus korupsi ini.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!