
Komentar dan Saran dari Ahli Ekonomi terhadap Pernyataan Menteri Keuangan
Setelah dilantik sebagai Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa langsung menjadi perhatian publik. Pernyataannya yang optimis mengenai kemungkinan ekonomi menjadi lebih cerah dalam 2-3 bulan ke depan menimbulkan berbagai tanggapan dari kalangan akademisi dan praktisi ekonomi.
Salah satu tokoh yang memberikan kritik adalah Bhima Yudhistira, seorang ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios). Ia menilai pernyataan Purbaya terlalu percaya diri dan kurang realistis. Celios adalah lembaga riset independen yang fokus pada analisis ekonomi dan hukum di Indonesia. Lembaga ini sering kali memberikan masukan dan kritik terhadap kebijakan pemerintah, terutama terkait isu-isu ekonomi, fiskal, dan regulasi.
Bhima menekankan bahwa Menteri Keuangan sebaiknya bersikap rendah hati dan empati saat memberikan pernyataan. Menurutnya, Purbaya perlu fokus pada kebijakan nyata yang langsung berdampak pada masyarakat. Misalnya, memberikan keringanan pajak bagi pekerja dan kelompok menengah ke bawah, serta mereformasi tata kelola utang.
Langkah Mendesak untuk Perbaikan Ekonomi
Bhima menyebutkan dua langkah mendesak yang harus segera diambil oleh Purbaya untuk memulihkan kondisi ekonomi dalam jangka pendek:
- Penurunan Pajak: Ia mengusulkan agar pajak yang memberatkan konsumen, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN), diturunkan dari 11 persen menjadi 8 persen. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
- Relaksasi Anggaran: Pemerintah perlu merelaksasi efisiensi anggaran agar perputaran uang di daerah dapat tumbuh lebih cepat dan mencegah kenaikan retribusi serta pajak daerah.
Sebelumnya, Purbaya yang sebelumnya menjabat Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menegaskan bahwa perlambatan ekonomi bisa segera diatasi. Pernyataan ini disampaikannya usai dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9/2025). LPS adalah lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia.
Purbaya mengatakan bahwa gejala perlambatan sudah ada sejak lama, tetapi penanganannya tidak dilakukan secara cepat. Ia menegaskan bahwa saat ini pihaknya diperintahkan untuk memperbaiki situasi dengan secepat mungkin.
Analisis Komunikasi Publik Purbaya
Whisnu Triwibowo, dosen komunikasi dari Universitas Indonesia (UI), memberikan analisis mengenai gaya komunikasi Purbaya yang dinilai "jumawa" oleh sebagian publik. Menurut Whisnu, ada tiga konsep penting dalam komunikasi publik: ethos, pathos, dan logos.
- Ethos (Kredibilitas): Whisnu melihat bahwa Purbaya berusaha membangun kredibilitas dengan menyebut pengalamannya membantu Presiden SBY dan Jokowi. Ini wajar bagi pejabat publik baru yang ingin menunjukkan rekam jejaknya.
- Pathos (Emosi Publik): Whisnu menekankan bahwa pejabat publik harus memahami situasi kebatinan masyarakat yang sedang tidak baik-baik saja. Komunikasi harus dibangun dengan empati, bukan kesan terlalu percaya diri.
- Logos (Logika): Terakhir, Whisnu menjelaskan bahwa publik menilai pernyataan Purbaya sebagai tidak logis. Publik belum melihat bukti nyata dari kerja Purbaya karena ia baru saja dilantik. Mengklaim masalah ekonomi bisa dipecahkan dalam waktu singkat tanpa bukti kinerja sebelumnya membuat publik skeptis.
Whisnu menambahkan bahwa publik juga tidak melihat fakta dan evidensinya dari Purbaya karena belum tahu rekam jejaknya. Ia menilai bahwa kebatinan publik masih anti dengan pejabat publik yang dianggap arogan, seperti beberapa anggota DPR.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!