Relawan Jokowi Kecewa Karena Budi Arie Dipecat oleh Prabowo

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Relawan Jokowi Kecewa Karena Budi Arie Dipecat oleh Prabowo

Perubahan Kabinet yang Menimbulkan Reaksi dari Relawan Jokowi

Keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk mencopot Budi Arie Setiadi dari jabatan Menteri Koperasi (Menkop) dan menggantinya dengan Ferry Juliantono mendapat respons yang sangat keras dari relawan Jokowi, yaitu We Love Jokowi. Ketua Umum We Love Jokowi, Yanes Yosua Frans, menyampaikan kekecewaannya terhadap tindakan tersebut, yang dianggapnya sebagai pengkhianatan terhadap para loyalis Presiden Joko Widodo.

Yanes merasa tidak puas dengan keputusan yang diambil oleh Prabowo, meskipun ia memahami bahwa presiden memiliki hak prerogatif dalam mengatur kabinet. Namun, menurut Yanes, keputusan itu seharusnya dilakukan dengan pertimbangan yang lebih matang dan tidak sembarangan.

"Kami ingin tahu alasan dibalik pencopotan Budi Arie. Dia adalah salah satu tokoh utama relawan Jokowi dan telah berkontribusi besar dalam membangun 80 ribu koperasi di seluruh Indonesia," ujar Yanes. Ia juga menegaskan bahwa Budi Arie tidak pernah melakukan kesalahan apapun, baik dalam hal korupsi maupun pelanggaran lainnya.

Selain itu, Yanes juga mengingatkan Prabowo tentang peran Jokowi dan relawannya dalam membantu Prabowo memenangkan Pemilihan Presiden 2024. "Jokowi memberikan dukungan penuh kepada Anda, bahkan mengangkat Anda sebagai Menhan dan menjadikan Gibran sebagai wapres. Apa yang kurang dari itu?" tanya Yanes.

Pernyataan Yanes ini menunjukkan bahwa ia merasa bahwa Prabowo tidak menghargai upaya yang telah dilakukan oleh Jokowi dan relawannya. Ia juga menyatakan bahwa jika Prabowo benar-benar membenci Jokowi, maka itu berarti Prabowo juga sedang melawan para relawannya.

Kekagetan Budi Arie atas Keputusan Prabowo

Budi Arie Setiadi sendiri tampak kaget dengan keputusan reshuffle yang dilakukan oleh Prabowo. Seorang sumber dekatnya mengatakan bahwa Budi Arie belum mengetahui akan ada perubahan dalam kabinet hingga hari Senin (8/9/2025). Bahkan, pada hari itu, Budi Arie masih hadir dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Dalam rapat tersebut, Budi Arie sempat mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp 7,85 triliun untuk program Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih. Anggaran tersebut diperlukan karena pagu anggaran yang diterima Kementerian Koperasi hanya sebesar Rp 937 miliar.

Setelah rapat selesai, Budi Arie ditanyai wartawan tentang isu reshuffle. Ia menegaskan bahwa informasi resmi belum diterimanya dan bahwa perombakan kabinet sepenuhnya menjadi kewenangan presiden.

"Bukan saya yang memanggil ke Istana. Saya tidak tahu apa-apa," kata Budi Arie.

Tidak Ada Jabatan Baru, Hanya Kepercayaan Terhadap Pemerintahan

Meski direshuffle, Budi Arie mengaku akan tetap memberikan dukungan kepada pemerintahan Prabowo. Ia menegaskan bahwa ia tetap setia pada rakyat dan akan terus bekerja untuk kepentingan masyarakat.

"Kami tetap mendukung pemerintahan Prabowo karena kami percaya bahwa beliau adalah pemimpin yang layak," ujar Budi Arie usai acara serah terima jabatan di Kantor Kementerian Koperasi, Jakarta, Selasa (9/9/2025).

Ia juga menegaskan bahwa semua keputusan yang diambil oleh Prabowo adalah hak prerogatif presiden. Oleh karena itu, ia meminta agar semua pihak menunggu pengumuman resmi tanpa spekulasi atau dugaan-dugaan yang tidak jelas.

"Kita tunggu saja, itu hak prerogatif presiden," tutup Budi Arie.