Serangan Israel ke Sanaa Mengakibatkan Korban Jiwa dan Kerusakan
Pada hari Minggu (24/8/2025), kota Sanaa, ibu kota Yaman, menjadi sasaran serangan udara dari Israel. Serangan ini menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai 86 lainnya. Penyerangan terjadi dua hari setelah kelompok Houthi melakukan peluncuran rudal ke wilayah Israel. Militer Israel mengklaim bahwa target mereka adalah kompleks militer yang berisi istana kepresidenan, dua pembangkit listrik, serta fasilitas penyimpanan bahan bakar. Dalam operasi tersebut, sebanyak 14 pesawat tempur dikerahkan dan melepaskan sekitar 40 amunisi di kota tersebut.
Menurut pernyataan militer Israel, serangan dilakukan sebagai respons terhadap serangan-serangan berulang yang dilakukan oleh kelompok Houthi terhadap negara Israel dan warga sipilnya. Beberapa hari terakhir, Houthi telah melakukan peluncuran rudal permukaan-ke-permukaan dan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) ke wilayah Israel.
Houthi Berjanji Tidak Berhenti dalam Operasi Militer
Pada hari yang sama, Houthi menyatakan bahwa serangan Israel tidak akan menghalangi operasi militer mereka dalam mendukung rakyat Palestina. Sejak perang di Gaza meletus pada Oktober 2023, Houthi sering kali menembakkan rudal ke Israel dan menyerang kapal-kapal di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina.
Mohammed al-Bukhaiti, seorang pejabat Houthi, menyampaikan pernyataan bahwa agresi Israel terhadap Yaman tidak akan membuat kelompok itu takut untuk terus mendukung Gaza. Ia menyebut bahwa isu ini sudah selesai bagi Houthi: "kekekalan di surga atau kekekalan di neraka."
Abed al-Thawr, seorang pejabat di Kementerian Pertahanan Houthi, menolak klaim Israel bahwa mereka menyerang sasaran militer. Menurutnya, Israel sengaja mengebom infrastruktur sipil untuk menciptakan penderitaan bagi rakyat Yaman. Ia juga menyatakan bahwa istana kepresidenan yang diserang sudah lama ditinggalkan, sehingga tindakan Israel dinilai sebagai aksi barbar.
Hamas Mengutuk Serangan Israel
Hamas, kelompok Palestina, juga mengutuk serangan Israel di Yaman. Dalam pernyataannya, Hamas menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Arab dan hukum internasional. Kelompok ini menilai bahwa agresi Israel bertujuan menghalangi Yaman dalam mendukung Palestina.
Hamas memuji sikap Houthi yang berani dan menyerukan kepada seluruh negara Arab dan Muslim serta kekuatan merdeka untuk bergabung dalam upaya bersama mengakhiri pendudukan. Selama hampir dua tahun perang di Gaza, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 62 ribu warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Wilayah tersebut juga mengalami kerusakan parah dan penduduknya berada di ambang kelaparan.
Israel Terus Bombardir Yaman Selama Sebulan Terakhir
Selama sebulan terakhir, Israel telah membombardir pembangkit listrik dan pelabuhan di Yaman. Baru-baru ini, angkatan laut Israel juga menyerang pembangkit listrik di Sanaa. Pada Jumat (22/8/2025), Houthi meluncurkan rudal hipersonik dan dua drone ke arah Israel. Polisi di distrik Tel Aviv melaporkan bahwa pecahan hasil pencegatan jatuh di beberapa lokasi, tetapi tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Seorang pejabat angkatan udara Israel menyatakan bahwa rudal tersebut kemungkinan besar membawa submunisi yang dirancang untuk meledak saat menghantam target. Ini merupakan pertama kalinya rudal jenis ini diluncurkan dari Yaman.
Peristiwa Lain yang Terkait
Beberapa peristiwa lain juga terjadi, seperti hilangnya 15 orang usai kapal Yunani diserang oleh Houthi di Laut Merah. Selain itu, Houthi juga dikritik atas pembunuhan ulama di Yaman. Mereka juga diduga membantu Iran dengan meluncurkan rudal ke Israel.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!