Imunisasi Massal Hari Pertama Capai 6.336 Anak, Tuntaskan KLB Campak di Sumenep

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Imunisasi Massal Hari Pertama Capai 6.336 Anak, Tuntaskan KLB Campak di Sumenep

Upaya Konkret Mengatasi KLB Campak di Sumenep

Di tengah situasi yang memprihatinkan akibat wabah campak yang kini masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB), Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur melakukan berbagai langkah strategis untuk menekan penyebaran penyakit tersebut. Salah satu upaya utama yang dilakukan adalah vaksinasi massal atau outbreak response immunization (ORI) yang digelar secara serentak.

Pada hari pertama pelaksanaan vaksinasi, Senin (25/8/2025), sebanyak 6.336 anak di Kabupaten Sumenep telah menerima imunisasi. Angka ini melebihi target awal yang ditetapkan sebesar 3.522 anak. Vaksinasi dilakukan di 26 Puskesmas yang tersebar di daratan dan kepulauan. Target utama dari program ini adalah mencapai 90 persen dari total 74.000 anak usia 9 bulan hingga 7 tahun.

Kepala Bidang Pencegahan Dinas Kesehatan P2KB Sumenep, Achmad Syamsuri, menjelaskan bahwa kegiatan vaksinasi ini akan berlangsung selama dua minggu. "Alhamdulillah, target hari ini tercapai bahkan melampaui target," ujarnya saat memberikan keterangan kepada media.

Penyebab Meningkatnya Kasus Campak

Menurut Achmad Syamsuri, salah satu faktor utama meningkatnya kasus campak adalah dampak dari pandemi Covid-19. Saat itu, banyak balita yang seharusnya mendapatkan vaksin campak tidak bisa divaksin karena aktivitas Posyandu terhenti akibat pembatasan pertemuan.

"Selama masa pandemi, beberapa kegiatan kesehatan seperti Posyandu tidak berjalan seperti biasanya. Hal ini menyebabkan banyak anak tidak mendapatkan vaksinasi yang seharusnya diberikan," jelasnya.

Untuk mengatasi hal ini, pihak Dinas Kesehatan bersama dengan berbagai pihak lainnya melakukan imunisasi massal agar dapat menjangkau anak-anak yang belum mendapatkan vaksinasi.

Strategi Penyebaran Vaksinasi

Vaksinasi tidak hanya dilakukan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, tetapi juga dilakukan secara jemput bola ke sekolah-sekolah. Langkah ini dilakukan agar lebih mudah menjangkau anak-anak yang termasuk dalam sasaran imunisasi.

Wakil Bupati Sumenep, KH Imam Hasyim, menyatakan optimismenya terhadap keberhasilan program vaksinasi ini. Ia menegaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada dukungan dari para pemuka agama dan tokoh masyarakat.

"Saya optimis, Insya Allah target imunisasi 74 ribu lebih balita ini bisa tercapai. Dengan catatan, ada dukungan dari ulama, tokoh agama dan tokoh masyarakat," ujarnya setelah memantau langsung pelaksanaan vaksinasi di TK-PAUD HI Rumah Pintar Kecamatan Kota Sumenep.

Data Kasus Campak di Sumenep

Berdasarkan data Dinas Kesehatan P2KB Sumenep per 24 Agustus 2025, jumlah kasus campak tercatat sebanyak 2.105 kasus, naik dari sebelumnya 2.035 kasus. Dari jumlah tersebut, 17 anak dilaporkan meninggal dunia dengan rincian 16 anak belum pernah divaksin dan satu anak mendapat vaksinasi tidak lengkap.

Dengan adanya program vaksinasi massal, pihak terkait berharap dapat menekan angka penyebaran campak serta mengurangi risiko kematian akibat penyakit ini.

Kesimpulan

Program vaksinasi massal yang dilakukan di Kabupaten Sumenep merupakan langkah penting dalam menghadapi wabah campak yang kini masuk dalam kategori KLB. Dengan kerja sama antara pemerintah daerah, lembaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan angka kasus campak dapat dikurangi secara signifikan. Vaksinasi yang dilakukan secara serentak dan jemput bola ke sekolah-sekolah menjadi salah satu strategi utama dalam upaya ini.