Guru Wajib Paham Hak Kebebasan Beragama

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pentingnya Penguatan Literasi Keagamaan dalam Pendidikan

Penguasaan pemahaman tentang kebebasan beragama sangat penting bagi para guru. Sebab, guru menjadi garda terdepan yang menentukan karakter bangsa. Kebebasan beragama telah diakui sebagai hak asasi fundamental yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. Hal ini diatur dalam Pasal 28E ayat (1) dan Pasal 29 UUD 1945.

Sebagai pilar pendidikan, guru perlu diberi pengetahuan dan keterampilan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi kepada generasi penerus bangsa. Guru bukan hanya pengajar ilmu, tetapi juga penjaga nurani bangsa. Dengan mendidik dalam semangat kebebasan beragama dan menjunjung supremasi hukum, kita sedang menanamkan akar persatuan yang tak akan lekang oleh waktu guna menggapai Indonesia Emas 2045.

Program literasi keagamaan lintas budaya atau LKLB dirancang untuk memperkuat ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM). Di tengah tantangan seperti radikalisme agama, intoleransi, dan ideologi transnasional, kebebasan beragama harus dikawal oleh supremasi hukum agar tidak tereduksi menjadi sekadar slogan tanpa implementasi.

LKLB, yang dikembangkan oleh Institut Leimena sejak 2021, telah meluluskan lebih dari 10.000 guru dan pendidik dari 38 provinsi di Indonesia. Program ini memberikan pelatihan praktis agar guru mampu membangun relasi dan kolaborasi dengan orang lain yang berbeda agama.

Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, menjelaskan bahwa literasi keagamaan lintas budaya sama pentingnya dengan literasi digital atau literasi keuangan. Tanpa literasi keagamaan yang baik, masyarakat bisa tersesat karena munculnya banyak kesalahpahaman dan prasangka.

LKLB menyediakan kerangka sederhana untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan dalam berelasi dengan orang yang berbeda agama. Tiga kompetensi utama yang diajarkan adalah:

  • Kompetensi pribadi: Memahami apa yang dikatakan agama dan kitab sucinya sendiri tentang orang yang berbeda/liyan.
  • Kompetensi komparatif: Memahami agama orang lain dari sudut pandang penganut agama itu sendiri.
  • Kompetensi kolaboratif: Bekerja sama untuk kebaikan bersama.

Melalui workshop ini, para guru dilatih untuk menerapkan ketiga kompetensi LKLB sekaligus menjadi ruang perjumpaan para guru yang berasal dari berbagai agama dan latar belakang berbeda.

Laporan UNESCO menyoroti pentingnya solidaritas global dalam visi pendidikan dunia tahun 2050. Salah satu tantangan pendidikan global ke depan adalah dunia yang semakin terpolarisasi. Ini menjadi keprihatinan tidak hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Oleh karena itu, LKLB bisa menjadi jembatan bagi orang-orang yang berbeda agama dan kepercayaan untuk saling bekerja sama demi kebaikan bersama.

Para guru yang hadir dalam workshop LKLB hari ini berasal dari berbagai sekolah antara lain MAN Insan Cendekia Aceh Timur, MTs Al Fatah Timika Papua, sekolah-sekolah di bawah Yayasan Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur, MAN 1 Jakarta, MAN 2 Kota Jambi, Sekolah Narada, Sekolah Bunda Mulia, serta sejumlah SD, SMP, dan SMK Negeri.

Pelaksanaan workshop LKLB mencakup sesi-sesi lengkap mulai dari pemaparan materi, diskusi kelompok didampingi fasilitator, kunjungan ke rumah ibadah, dan praktik mengajar (micro teaching) agar guru bisa memasukkan nilai-nilai LKLB dalam pembelajaran di kelas. Sejauh ini, workshop LKLB telah diadakan 21 kali di sejumlah kota di Indonesia bekerja sama dengan banyak institusi pendidikan dan keagamaan.