Pelatihan Pekerja Migran Harus Digitalisasi

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perlu Transformasi dalam Pola Pelatihan Calon Pekerja Migran Indonesia

Pola pelatihan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) dinilai perlu segera mengalami transformasi agar lebih mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan generasi muda dan perkembangan teknologi. Hal ini menjadi penting karena tantangan yang dihadapi oleh tenaga kerja migran semakin kompleks, terutama dalam konteks persaingan global.

Ketua Umum Perkumpulan Penyelenggara Pelatihan Vokasi Pekerja Migran Indonesia (P3VOKASI-PMI), Faisaludin Sondeng, menyatakan bahwa metode pelatihan saat ini masih bersifat konvensional dan belum sesuai dengan karakteristik generasi milenial maupun Gen Z. Menurutnya, di era digital seperti saat ini, pelatihan harus dilakukan secara daring atau hybrid agar lebih fleksibel dan efisien.

“Di era digital ini, pelatihan sudah seharusnya dilakukan secara daring atau hybrid. CPMI bisa mengikuti pelatihan dari mana saja tanpa perlu meninggalkan pekerjaan atau keluarga. Ini akan jauh lebih efisien secara waktu maupun biaya,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan di Jakarta.

Faisal menekankan bahwa studi menunjukkan bahwa pola belajar generasi muda lebih condong pada metode interaktif, visual, dan digital. Oleh karena itu, sistem pelatihan CPMI harus disesuaikan dengan kebutuhan tersebut.

Kebutuhan Adaptasi Terhadap Perkembangan Teknologi

Dalam konteks persaingan global yang semakin ketat, terutama di bidang keterampilan khusus, Indonesia perlu menyiapkan tenaga kerja migran yang lebih kompeten. Faisal menegaskan bahwa modernisasi pelatihan harus menjadi bagian dari strategi nasional pemberdayaan dan perlindungan pekerja migran sejak pra-keberangkatan.

Menurutnya, jika pemerintah serius menyiapkan tenaga kerja unggul, maka pelatihan yang adaptif dan efisien adalah keharusan, bukan pilihan. Dengan demikian, pelatihan tidak hanya bertujuan untuk memperkuat kemampuan teknis, tetapi juga untuk meningkatkan pemahaman tentang budaya, hukum, dan etika kerja di luar negeri.

Strategi Pelatihan yang Lebih Inovatif

Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa strategi inovatif dapat diterapkan dalam pelatihan CPMI. Misalnya, penggunaan platform digital yang mendukung interaksi langsung antara pelatih dan peserta. Selain itu, pengembangan materi pelatihan yang lebih menarik melalui video, simulasi, dan game edukasi.

Selain itu, pelatihan juga perlu mencakup aspek psikologis dan emosional, seperti manajemen stres, komunikasi lintas budaya, dan kesiapan mental untuk menghadapi tantangan di luar negeri. Dengan pendekatan yang lebih holistik, CPMI akan lebih siap menghadapi dunia kerja yang dinamis.

Tantangan dan Peluang

Meski ada banyak potensi yang bisa dimanfaatkan, implementasi transformasi dalam pelatihan CPMI juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah ketersediaan sumber daya dan infrastruktur teknologi yang memadai. Selain itu, adanya perbedaan tingkat akses teknologi antar daerah juga perlu diperhatikan.

Namun, tantangan tersebut tidak boleh menjadi penghalang untuk melakukan perubahan. Justru, inovasi dan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pelatihan, serta pelaku industri bisa menjadi kunci keberhasilan dalam merancang program pelatihan yang lebih efektif dan relevan.

Kesimpulan

Pola pelatihan CPMI perlu mengalami transformasi yang signifikan agar mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan generasi muda dan perkembangan teknologi. Dengan pendekatan yang lebih inovatif dan interaktif, pelatihan tidak hanya akan meningkatkan kompetensi teknis, tetapi juga memperkuat kesiapan mental dan emosional para calon pekerja migran. Dengan demikian, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan di luar negeri dan memberikan kontribusi positif bagi negara.