
Gubernur NTT Berupaya Percepat Bantuan untuk Wilayah Terdampak Banjir Bandang
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan komunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna meminta bantuan helikopter dalam menangani banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Nagekeo. Langkah ini dilakukan karena sejumlah daerah terisolasi akibat longsoran yang menyebabkan jalan-jalan utama putus dan tidak bisa dilewati.
Melki menjelaskan bahwa ia telah menggelar rapat bersama Bupati Nagekeo, Simplisius Donatus, serta perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT dan DPRD Nagekeo. Dalam pertemuan tersebut, fokus utamanya adalah penanganan darurat akibat bencana alam yang melanda wilayah tersebut.
Ia menyampaikan bahwa bantuan helikopter diperlukan untuk mencapai daerah-daerah yang terisolasi. Menurut laporan yang diterima, ada sekitar 10 desa yang terkena dampak banjir bandang dan tidak dapat diakses oleh kendaraan biasa. Untuk itu, pihaknya sudah berkomunikasi langsung dengan BNPB pusat agar bisa segera menerima bantuan.
Selain itu, Gubernur juga meminta Dinas PUPR dan Balai Jalan NTT untuk membantu memperbaiki jembatan dan jalan yang rusak. Ia menyebutkan bahwa ada sekitar dua jembatan yang putus dan beberapa jalur lainnya tidak bisa digunakan akibat longsor.
Meski belum mengetahui secara pasti jumlah desa yang terdampak, ia menyebutkan bahwa laporan awal menunjukkan adanya 5 hingga 10 desa yang terisolasi. Hingga saat ini, belum ada rencana untuk melakukan relokasi penduduk, karena tahapan tersebut akan dilakukan setelah masa tanggap darurat selesai.
Kesulitan dalam Pendataan Akibat Infrastruktur Rusak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT mengaku kesulitan dalam memperbarui informasi lapangan akibat kerusakan infrastruktur seperti jembatan dan sistem komunikasi. Plt Kepala BPBD NTT, Samuel Halundaka, mengungkapkan bahwa pendataan korban maupun kerusakan akibat banjir bandang masih terkendala.
Samuel menjelaskan bahwa masalah utama adalah rusaknya jaringan listrik dan komunikasi sejak Senin (8/9/2025) pasca banjir bandang terjadi. Sampai hari ini, pihaknya belum bisa mendapatkan informasi pasti karena banyak sarana prasarana tidak dapat dijangkau.
Hingga Rabu dini hari, BPBD NTT hanya menerima laporan sementara. Informasi yang diterima menyebutkan adanya tiga korban jiwa dan empat orang hilang, termasuk dua anak kecil. Beberapa rumah dan jalur utama juga mengalami kerusakan parah. Namun, belum ada laporan terbaru dari desa-desa terdampak seperti Maukeli, Lokalobo, Ae Woe, Loda Ola, dan Wolo Kisa.
Koordinasi dan Distribusi Bantuan
Saat ini, pihak BPBD NTT sedang berkoordinasi dengan BPBD Nagekeo terkait penanganan banjir bandang. Samuel menyatakan bahwa tim reaksi cepat sedang berupaya menggeser logistik ke lokasi bencana. Bantuan yang sudah dikirim dari Kupang berupa peralatan masak, hygiene kit, matras, selimut, dan tenda keluarga. Estimasi kedatangan logistik tersebut adalah besok, Kamis (11/9/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa kemungkinan besar banjir bandang disebabkan oleh anomali cuaca dan perubahan iklim. Hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama menjadi penyebab utama bencana tersebut. Untuk wilayah-wilayah rawan banjir, penanganan akan dilaksanakan oleh BPBD.
Pendataan terus dilakukan agar bisa segera diketahui titik pengungsian dan korban. Dengan demikian, distribusi bantuan dan penanganan darurat bisa segera dilakukan. Samuels berharap semua proses ini bisa selesai dalam waktu singkat agar masyarakat terdampak bisa segera mendapatkan bantuan yang diperlukan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!