
Dampak Negatif Kerja Lembur pada Kesehatan Mental
Bekerja lembur kini menjadi hal yang biasa bagi banyak pekerja di kota besar. Tekanan dari target kerja, kompetisi di tempat kerja, serta kebiasaan bekerja cepat membuat banyak orang rela mengorbankan waktu istirahat mereka. Meski sering dianggap sebagai bagian dari tanggung jawab, terlalu sering bekerja lembur ternyata memiliki dampak yang sangat berbahaya terhadap kesehatan mental.
Salah satu efek utama dari kerja lembur adalah ketidakseimbangan fungsi otak. Ketika seseorang bekerja melebihi jam normal, otak tidak memiliki cukup waktu untuk pulih dan kembali ke kondisi alami. Hal ini menyebabkan tubuh terus dalam kondisi “fight or flight” atau siap bertahan. Akibatnya, hormon stres seperti kortisol meningkat secara signifikan. Jika dibiarkan terus-menerus, situasi ini bisa memicu kecemasan, sulit tidur, hingga depresi.
Selain itu, kerja lembur juga menjadi kebiasaan yang semakin dianggap wajar di banyak perusahaan. Namun, fakta menunjukkan bahwa lembur tidak selalu berdampak positif terhadap produktivitas. Pekerja yang kurang istirahat justru lebih rentan melakukan kesalahan, kehilangan fokus, dan mudah tersulut emosi. Ini dapat merusak kualitas kerja dan memperburuk suasana di lingkungan kerja.
Bekerja lebih dari 55 jam dalam seminggu juga berkaitan erat dengan risiko burnout. Burnout bukan hanya sekadar rasa lelah biasa, tetapi kondisi kelelahan emosional, mental, dan fisik akibat tekanan kerja yang berkepanjangan. Gejalanya meliputi hilangnya motivasi, merasa tidak berharga, hingga menarik diri dari lingkungan sosial.
Kerja lembur juga berdampak pada hubungan pribadi. Ketika energi terkuras di kantor, seseorang sering kali kehilangan kesabaran dengan pasangan, keluarga, atau teman. Hal ini dapat memicu konflik dan memperkuat rasa sendiri, sehingga sulit untuk mencari dukungan sosial.
Beberapa dampak psikologis yang sering muncul akibat kerja lembur antara lain:
- Stres kronis – Jam kerja panjang tanpa jeda membuat otak tidak punya kesempatan untuk rileksasi, sehingga hormon stres terus meningkat.
- Gangguan tidur – Terlalu lama bekerja mengganggu ritme sirkadian, membuat seseorang sulit tidur nyenyak dan bangun dalam kondisi segar.
- Burnout – Kelelahan emosional yang berlarut-larut menurunkan motivasi dan membuat seseorang kehilangan semangat bekerja.
- Penurunan kualitas hubungan – Energi emosional yang terkuras di kantor bisa menyebabkan konflik di rumah atau pertemanan.
- Self-esteem rendah – Merasa tidak pernah cukup meski sudah bekerja keras bisa memicu rasa tidak percaya diri dan mengikis penghargaan terhadap diri sendiri.
Untuk mengurangi dampak negatif dari kerja lembur, beberapa langkah praktis dapat dilakukan. Pertama, tetapkan batasan kerja dengan tegas. Belajar mengatakan “cukup” pada jam tertentu penting untuk menjaga keseimbangan hidup. Kedua, prioritaskan manajemen waktu. Dengan menyusun to-do list yang jelas, pekerja bisa menyelesaikan tugas lebih efektif tanpa harus mengorbankan waktu istirahat.
Selain itu, luangkan waktu untuk beristirahat meski di tengah kesibukan. Aktivitas sederhana seperti berjalan sebentar, latihan pernapasan, atau menjauh dari layar gadget dapat membantu otak merasa lebih tenang. Mengatur pola makan bergizi dan olahraga rutin juga terbukti meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stres.
Dukungan sosial juga sangat penting. Membicarakan beban kerja dengan pasangan, teman, atau atasan bisa mencegah rasa terisolasi. Jika kondisi sudah terlalu berat, konseling dengan psikolog menjadi pilihan bijak. Terapi profesional dapat membantu mengurai stres, memperbaiki pola pikir, serta membangun kembali kepercayaan diri yang terkikis akibat tekanan kerja.
Kerja lembur akhirnya menjadi pengingat bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan pencapaian karier. Bekerja keras memang diperlukan, tetapi bukan berarti mengorbankan kebahagiaan dan kestabilan emosi. Dengan kesadaran, manajemen waktu, dan dukungan yang tepat, setiap pekerja berpeluang menjalani hidup yang lebih seimbang, produktif, dan sehat secara mental.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!