Firasat Ibu Korban Sebelum Anaknya Dimutilasi, Menangis Lihat Jasad Anaknya Rusak

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penemuan Potongan Tubuh di Jurang yang Mengungkap Tragedi Mengerikan

Pada akhir Agustus 2025, sebuah kejadian mengerikan terjadi di Kota Surabaya, Jawa Timur. Seorang perempuan muda bernama Tiara Angelista (25) dibunuh oleh kekasihnya sendiri, Alvi Maulana (24), dan kemudian dimutilasi. Kejadian ini memicu keterkejutan besar di kalangan keluarga korban dan masyarakat luas. Hingga akhirnya, pada awal September 2025, potongan tubuh Tiara ditemukan di jurang sedalam 15 meter di Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Korban ternyata adalah putri dari seorang ibu bernama Evi. Ibu tersebut mengaku merasa ada firasat buruk sejak beberapa bulan sebelum kejadian. Selama satu tahun terakhir, Tiara tidak pernah pulang ke rumah di Lamongan. Hubungan antara Evi dan anaknya semakin renggang. Bahkan, komunikasi terakhir Tiara dengan adiknya hanya terjadi pada tahun 2024 lalu. Perasaan tidak nyaman itu membuat Evi terus berusaha menghubungi Tiara, namun tanpa hasil.

Pada 31 Agustus 2025 pukul 02.00 WIB, Tiara tewas dalam kondisi yang sangat menyedihkan. Alvi, yang saat itu masih menjadi kekasihnya, menyerang korban dengan pisau dan membunuhnya. Setelah itu, ia melakukan aksi mutilasi dengan cara memotong jenazah Tiara menjadi ratusan bagian. Tidak hanya itu, Alvi juga mencoba menghilangkan sidik jari korban agar sulit diidentifikasi.

Setelah memutilasi tubuh, Alvi membuang potongan-potongan jenazah ke berbagai tempat. Pertama, dia membuang 65 potongan tubuh di semak belukar dekat Jalan Raya Pacet-Cangar, Kabupaten Mojokerto. Kedua, sisa potongan tubuh disimpan di kosannya di Surabaya. Ketiga, Alvi juga membuang potongan tubuh di bangunan kosong depan kosannya. Sayangnya, ia tidak sadar bahwa tulang korban jatuh di atap bangunan tersebut.

Kejadian ini mengejutkan keluarga Tiara, terutama sang ibu. Saat jasad anaknya tiba di rumah duka di Desa Made, Lamongan, Evi tidak kuasa menahan air mata. Isak tangis terdengar di tengah kerumunan keluarga dan tetangga. Duka yang mendalam dirasakan oleh ayah Tiara, SD, yang meminta hukuman berat bagi pelaku. Menurut SD, Alvi harus menerima hukuman setimpal atas perbuatannya yang sangat keji.

Pelaku Terancam Hukuman Mati

Atas tindakan brutalnya, Alvi kini terancam hukuman mati. Penyidik telah menjeratnya dengan pasal 340 dan atau 338 KUHP. Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama, menjelaskan bahwa pembunuhan yang dilakukan Alvi sudah direncanakan. Dia menggunakan pisau untuk menusuk leher korban, lalu membawanya ke kamar mandi untuk dicacah seperti hewan.

Alvi juga memiliki latar belakang sebagai tukang jagal. Sebelumnya, ia pernah bekerja sebagai penyembelih hewan ternak seperti sapi atau kerbau. Pengalaman ini kemungkinan memberinya keahlian dalam memotong tubuh korban. Setelah memutilasi jasad Tiara, Alvi membawa tas warna merah berisi potongan tubuh ke lokasi pembuangan. Ia menggunakan motor Yamaha NMax warna putih untuk pergi ke Pacet, dan tiba di lokasi sekitar pukul 05.30 WIB.

Menurut Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, Alvi melakukan aksi keji selama sekitar dua jam. Potongan tubuh yang dibuang mencapai ratusan bagian, termasuk tulang dan daging. Aksi ini dilakukan secara mandiri, tanpa bantuan siapa pun.

Duka yang Tak Terbendung

Duka yang dialami keluarga Tiara sangat mendalam. Selain ibu dan ayah, adik perempuan korban juga terpukul. Mereka harus menerima kenyataan bahwa orang yang mereka cintai telah dibunuh dan dimutilasi dengan cara yang sangat keji. Setiap hari, mereka terus berdoa agar pelaku mendapat hukuman yang setimpal.

Peristiwa ini menjadi peringatan bagi masyarakat tentang pentingnya kesadaran akan bahaya hubungan yang tidak sehat. Di balik kasih sayang, ada risiko yang bisa sangat berbahaya jika tidak diwaspadai.