Empat Pelaku Penculikan Kacab Bank BUMN Dibujuk Bayaran Besar

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Empat Pelaku Penculikan Kacab Bank BUMN Dibujuk Bayaran Besar

Penjelasan Kuasa Hukum Terkait Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank

Empat tersangka yang terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan seorang kepala cabang bank BUMN berinisial MIP (37) diduga hanya menjalankan perintah dari pihak lain. Hal ini diungkapkan oleh kuasa hukum para pelaku, Adrianus Agal, saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025). Menurutnya, para tersangka diberi janji imbalan uang yang cukup besar, bahkan sudah menerima uang muka.

“Mereka dijanjikan sejumlah uang, bahkan sudah menerima uang muka. Tapi jumlah pastinya belum bisa kami sampaikan. Yang jelas, total imbalan yang dijanjikan tidak lebih dari Rp50 juta,” ujar Adrianus. Keempat tersangka tersebut adalah EW alias Eras, AT, RS, dan RAH. Mereka disebut memiliki profesi sebagai debt collector dan bertugas melakukan penjemputan paksa terhadap korban di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Jakarta Timur.

Adrianus menjelaskan bahwa kejadian ini dibagi menjadi tiga klaster pelaku: penculik, eksekutor, dan aktor intelektual. Eras dan rekan-rekannya termasuk dalam klaster pertama. Setelah korban dijemput, mereka menyerahkannya kepada seseorang berinisial F di Jakarta Timur. Setelah itu, tugas mereka selesai dan mereka pulang.

Namun, tak lama kemudian, Eras kembali diminta untuk mengantar korban pulang. Saat itulah mereka terkejut mengetahui bahwa korban telah meninggal dunia. “Mereka dalam tekanan. Salah satu dari mereka bahkan sempat menyampaikan kepada keluarganya bahwa mereka diperintahkan untuk membuang jenazah. Peran mereka hanya sampai di situ,” tegas Adrianus. Ia menekankan bahwa kliennya tidak terlibat dalam aksi pembunuhan.

Jika sejak awal tahu bahwa tugas tersebut akan berujung pada kematian korban, Adrianus yakin mereka tidak akan menerima pekerjaan itu. Adrianus juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan meminta maaf atas kejadian tragis tersebut. Ia menambahkan, ada dugaan keterlibatan oknum aparat dalam kasus ini, meski belum diketahui dari instansi mana.

“Kami sudah meminta perlindungan hukum kepada Panglima TNI dan Kapolri karena ada dugaan keterlibatan oknum. Tapi ini masih dalam tahap penyelidikan,” ujarnya.

Sebelumnya, polisi telah menangkap delapan tersangka dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BRI Cempaka Putih. Mereka adalah EW alias Eras, AT, RS, RAH, C, DH, YJ, dan AA. AT, RS, dan RAH ditangkap di Jakarta Pusat, sementara RW diamankan di sebuah bandara di Nusa Tenggara Timur (NTT). Tiga pelaku lainnya, DH, YJ, dan AA, ditangkap di Solo, Jawa Tengah. Sedangkan pelaku berinisial C ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.

Profil Pelaku dan Proses Penangkapan

Keempat tersangka utama dalam kasus ini memiliki latar belakang sebagai debt collector, yang biasanya bekerja untuk menagih utang atau memastikan pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan. Namun, dalam kasus ini, tugas mereka melampaui batas dan berujung pada tindakan ilegal. Mereka dikenal sebagai pelaku yang bekerja secara independen, tetapi dalam kasus ini, tampaknya mereka diarahkan oleh pihak lain.

Dalam proses penangkapan, polisi berhasil mengidentifikasi dan menahan delapan tersangka yang terlibat dalam berbagai tahap kejahatan. Penangkapan dilakukan di beberapa lokasi yang berbeda, termasuk Jakarta, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Tengah. Ini menunjukkan bahwa kasus ini tidak hanya terjadi di satu wilayah, tetapi mencakup area yang lebih luas.

Selain itu, ada indikasi bahwa ada pihak tertentu yang memperkuat peran para pelaku. Meskipun belum ada konfirmasi resmi, dugaan ini memicu kekhawatiran terhadap keterlibatan oknum aparat dalam kasus ini. Hal ini memperkuat kebutuhan untuk adanya investigasi yang lebih mendalam dan transparan.

Tanggung Jawab dan Dampak Sosial

Kasus ini tidak hanya menjadi isu hukum, tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan. Keluarga korban tentu merasa sedih dan marah, sementara masyarakat umumnya merasa khawatir akan keamanan dan kepercayaan terhadap sistem hukum. Oleh karena itu, penting bagi pihak berwenang untuk menyelesaikan kasus ini dengan cepat dan adil, serta memberikan rasa aman bagi masyarakat.

Dari segi hukum, kasus ini bisa menjadi contoh penting tentang bagaimana kejahatan dapat diatur dan dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, ini juga menjadi pengingat bahwa tindakan ilegal tidak boleh dianggap remeh, terlepas dari siapa pelakunya.