Duta Besar Jepang Hadiri Perayaan 80 Tahun Sejarah Perang Dunia II di Biak Numfor Papua

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Duta Besar Jepang Hadiri Perayaan 80 Tahun Sejarah Perang Dunia II di Biak Numfor Papua

Dubes Jepang Hadiri Upacara Peringatan Perang Dunia II di Biak Numfor

Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, hadir dalam upacara peringatan bersama 2025 di Monumen Perang Dunia II Paray, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua. Kehadirannya pada Rabu (10/9/2025) menandai peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Dalam acara tersebut, Dubes Masaki menyampaikan ucapan dukacita, meletakkan bunga di monumen, serta memberikan penghormatan kepada para korban perang.

"Kami berjanji kepada arwah para korban perang untuk senantiasa berupaya membangun perdamaian dan kemakmuran dunia. Kami juga berdoa agar mereka menjaga kemakmuran tanah air kami, Jepang," ujarnya.

Selain menghadiri upacara penghormatan, Dubes Jepang juga melakukan peninjauan langsung terhadap pelaksanaan program Model Business Group (MBG) di Biak Numfor. Program kerja sama ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Jepang karena Biak Numfor merupakan satu-satunya kabupaten di Tanah Papua yang mendapatkan dukungan langsung melalui UNICEF.

Bupati Biak Numfor, Markus Mansnembra, sebelumnya menyampaikan apresiasi atas kehadiran Dubes Jepang di daerahnya. Ia mengatakan, "Atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Biak Numfor, kami menyampaikan terima kasih kepada Dubes Jepang dan seluruh mitra, termasuk pimpinan BGN serta UNICEF, yang telah hadir di Biak. Program MBG ini sangat membantu anak-anak kita yang membutuhkan perhatian."

Markus Mansnembra menambahkan, kehadiran Dubes Jepang sekaligus mempertegas komitmen kerja sama dalam bidang kemanusiaan. "Kami mengajak semua pihak untuk mendukung dan mensukseskan program MBG agar benar-benar memberikan manfaat bagi anak-anak Biak Numfor," tegasnya.

Sejarah Gua Jepang di Biak Numfor

Gua Jepang di Biak Numfor adalah salah satu situs sejarah penting dari Perang Dunia II di Pasifik. Gua ini menjadi saksi bisu Pertempuran Biak yang sangat berdarah antara pasukan Jepang dan Sekutu pada tahun 1944.

Gua Jepang, yang oleh penduduk setempat dikenal sebagai Goa Binsari, awalnya digunakan oleh masyarakat Biak sebagai tempat beristirahat atau mengambil air. Namun, saat Perang Dunia II, tentara Jepang memanfaatkannya sebagai benteng pertahanan utama. Pada masa itu, sekitar 3.000 hingga 6.000 tentara Jepang yang dipimpin oleh Kolonel Naoyuki Kuzume bersembunyi di dalam gua. Mereka menjadikan gua ini sebagai tempat perlindungan dari serangan udara dan darat Sekutu, sekaligus sebagai tempat penyimpanan senjata dan logistik.

Puncak dari pertempuran ini adalah saat pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur mengebom dan menjatuhkan drum-drum bahan bakar ke dalam gua. Akibatnya, ribuan tentara Jepang tewas dan terkubur hidup-hidup di dalamnya. Kisah ini menjadikan Gua Jepang sebagai situs yang penuh dengan cerita tragis dan mistis.

Lokasi dan Daya Tarik Wisata

Gua Jepang Binsari terletak di Kelurahan Samofa, Kabupaten Biak Numfor, Papua. Lokasinya mudah dijangkau karena tidak terlalu jauh dari pusat Kota Biak, hanya sekitar 3,5 kilometer atau sekitar 10 menit perjalanan.

Saat mengunjungi tempat ini, Anda akan menemukan beberapa hal menarik:

  • Museum kecil yang berisi koleksi benda-benda peninggalan perang, seperti helm, senjata, botol, dan peralatan makan milik tentara Jepang.
  • Lubang gua yang menyimpan jejak-jejak sejarah yang kelam, di mana Anda bisa melihat langsung kondisi gua yang menjadi saksi pertempuran.
  • Monumen dan tugu yang dibangun untuk mengenang para prajurit Jepang yang gugur, sering kali dikunjungi oleh keluarga prajurit dari Jepang.

Saat ini, pemerintah daerah dan pengelola setempat terus berupaya menjadikan Gua Jepang sebagai salah satu destinasi wisata sejarah unggulan. Bahkan, ada usulan agar Gua Jepang ini diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.