
Kecelakaan Tambang di Kepulauan Sangihe Mengakibatkan Dua Korban Jiwa
Pada hari Jumat, 22 Agustus 2025, terjadi kecelakaan yang menimpa dua orang penambang emas di lokasi pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang berada di wilayah Dusun Entana, Mahamu, Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Peristiwa ini menyebabkan dua korban tertimbun tanah longsor.
Korban yang diketahui adalah Jatri Lomboh dan Victor Luis Pontoh. Keduanya merupakan warga dari Lingkungan I, Desa Lesabe, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Mereka dinyatakan meninggal dunia setelah tertimbun oleh longsoran tanah yang terjadi di lokasi tambang tersebut.
Tim SAR tiba di Desa Bowone, Kecamatan Tabukan Selatan, sekitar pukul 18.33 WITA. Setibanya, mereka langsung melakukan koordinasi dengan aparat pemerintah setempat sebelum bergerak menuju Lokasi Kejadian Pertama (LKP). Proses pencarian dan evakuasi dimulai segera setelah kedatangan tim.
Pada pukul 21:32 WITA, Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi satu korban bernama Jatri Lomboh dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah korban kemudian dibawa ke rumah duka dan diserahkan kepada keluarga korban.
Selanjutnya, tim SAR gabungan melanjutkan operasi pencarian di lokasi kejadian. Pada pukul 22:13 WITA, korban kedua, yaitu Victor Luis Pontoh, berhasil dievakuasi. Korban ditemukan dalam kondisi Pitah Hitam (MD), yang berarti tidak sadarkan diri. Jenazahnya juga dibawa ke rumah duka dan diserahkan kepada pihak keluarga.
Komandan Pos SAR Tahuna, Zainal Hidayat, mengonfirmasi bahwa kedua korban telah berhasil dievakuasi. "Kedua korban sudah berhasil dievakuasi oleh Tim SAR gabungan, keduanya dinyatakan meninggal dunia dan telah diserahkan kepada keluarga korban," ujar Zainal Hidayat.
Proses Evakuasi dan Kerja Sama Tim SAR
Operasi evakuasi dilakukan secara cepat dan terkoordinasi. Tim SAR gabungan terdiri dari berbagai instansi dan relawan yang bekerja sama untuk memastikan proses evakuasi berjalan lancar. Meskipun lokasi kejadian cukup sulit dijangkau, tim tetap berupaya maksimal untuk menemukan dan menyelamatkan korban.
Selain itu, pihak pemerintah setempat juga turut serta dalam proses koordinasi dan pendampingan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menangani kecelakaan yang terjadi di wilayahnya.
Penyebab Longsoran Tanah
Meski penyebab pasti dari longsoran tanah masih dalam penyelidikan, beberapa faktor bisa menjadi alasan. Salah satunya adalah aktivitas pertambangan ilegal yang sering kali tidak mematuhi standar keselamatan kerja. Aktivitas tambang yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko longsoran dan bahaya lainnya.
Selain itu, kondisi geografis wilayah Kepulauan Sangihe yang memiliki lereng curam dan tanah yang rentan longsor juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk lebih waspada dan menghindari aktivitas tambang di daerah-daerah rawan.
Kesimpulan
Peristiwa kecelakaan tambang di Kepulauan Sangihe menjadi peringatan bagi masyarakat dan pihak berwenang. Dalam situasi seperti ini, kerja sama antara tim SAR, pemerintah setempat, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan seluruh pihak yang terlibat. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran agar lebih banyak lagi langkah-langkah pencegahan yang diambil untuk menghindari kecelakaan serupa di masa depan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!