Dampak Demo DPR, Penumpang KRL Beralih ke MRT Dukuh Atas

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Lonjakan Penumpang MRT Dukuh Atas Akibat Penutupan Jalur KRL

Pada malam hari Senin (25/8), Stasiun MRT Dukuh Atas mengalami lonjakan penumpang yang signifikan. Kondisi ini terjadi karena jalur KRL di Stasiun Palmerah ditutup akibat adanya aksi unjuk rasa yang masih berlangsung di kawasan Palmerah dan Pejompongan. Banyak warga memilih menggunakan MRT sebagai alternatif transportasi untuk menjangkau tujuan mereka.

Pada pukul 20.06 WIB, terlihat kepadatan yang cukup parah di Stasiun Dukuh Atas. Antrean penumpang sempat mengular, namun masih bisa bergerak meski dengan kecepatan yang lebih lambat. Hal ini menyebabkan beberapa penumpang merasa tidak nyaman dan mengeluhkan kondisi tersebut.

Salah satu penumpang, Pina (30 tahun), mengatakan bahwa ia harus menggunakan MRT karena aksi demo membuat jalur KRL di Stasiun Palmerah tidak dapat dilalui. Ia bekerja di Cikini dan biasanya pulang ke Maja, Serang. Rencananya, ia akan naik KRL dari Tanah Abang menuju arah Rangkas dan turun di Maja. Namun, informasi tersebut membuatnya harus mencari alternatif lain.

“Saya tahu dari aplikasi KRL bahwa jalur dari Tanah Abang ke Palmerah tidak bisa dilewati. Jadi saya harus pergi ke Kebayoran lewat MRT,” katanya. Ia berencana untuk turun di Blok M dan melanjutkan perjalanan dengan ojek online ke Kebayoran sebelum kembali menggunakan KRL.

Selain Pina, Elsa (30 tahun) juga mengaku terdampak oleh kemacetan transportasi. Ia biasanya naik MRT dari Sudirman, tetapi kali ini ia memutuskan untuk naik kereta. Namun, setelah sampai di stasiun, ternyata kondisi kereta lebih parah dibandingkan MRT.

“Ibu tahu dari media sosial bahwa jalur KRL sedang terganggu. Saya pikir mungkin sudah normal, jadi saya langsung ke stasiun. Ternyata, kondisinya lebih buruk daripada MRT,” ujarnya. Ia pun memutuskan untuk mengubah rute perjalanannya menuju Sudimara, Tangerang.

Elsa menjelaskan bahwa ia turun di Lebak Bulus dan melanjutkan perjalanan dengan ojek online. Meski proses perjalanan menjadi lebih rumit, ia merasa bahwa ini adalah cara terbaik untuk sampai ke tujuan.

Faktor Penyebab Lonjakan Pengguna MRT

Lonjakan pengguna MRT pada malam itu disebabkan oleh beberapa faktor utama. Pertama, penutupan jalur KRL di Stasiun Palmerah yang membuat banyak penumpang terpaksa mencari alternatif transportasi. Kedua, informasi tentang gangguan transportasi yang tersebar melalui aplikasi dan media sosial, sehingga penumpang lebih cepat mengetahui adanya perubahan rute.

Selain itu, para penumpang cenderung lebih memilih MRT karena dianggap lebih efisien dan stabil dibandingkan KRL yang sedang menghadapi kendala. Meski ada kepadatan, MRT tetap menjadi pilihan utama bagi banyak orang yang ingin sampai ke tujuan tanpa terlalu banyak hambatan.

Kesimpulan

Kondisi lalu lintas dan transportasi yang tidak stabil sering kali memengaruhi pilihan pengguna. Pada kasus ini, MRT Dukuh Atas menjadi solusi sementara bagi para penumpang yang terdampak oleh penutupan jalur KRL. Meskipun terjadi kepadatan, pengguna tetap merasa puas dengan layanan yang tersedia. Perlu adanya koordinasi antar instansi transportasi untuk memberikan informasi yang lebih akurat dan cepat agar masyarakat dapat lebih mudah dalam memilih rute perjalanan.