Bursa antusias mendengar kebijakan ekonomi pemerintahan sementara

Eksekutif pasar saham ingin mendengar kebijakan ekonomi pemerintah sementara setelah perdana menteri baru terpilih hari ini, berharap menteri ekonomi yang kompeten dan kebijakan yang baik dapat mengatasi tantangan ekonomi jangka pendek dan menarik lebih banyak aliran dana ke bursa saham Thailand.

Asadej Kongsiri, presiden Bursa Saham Thailand (SET), mengatakan bahwa menteri keuangan dan perdagangan yang memahami dasar-dasar ekonomi, pasar modal dan sifat organisasi bisnis dapat menjadi positif bagi ekonomi Thailand, yang sedang tumbuh lebih lambat dibandingkan wilayah tersebut.

"Perdana menteri harus mampu membangun persatuan di antara anggota kabinet dan membentuk tim ekonomi yang dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan dalam bidang masing-masing," katanya kepada Bangkok Post.

Jika menteri-menteri ekonomi tidak dapat bekerja sama sebagai tim menuju tujuan yang sama, mereka tidak dapat mendukung dasar-dasar ekonomi Thailand. Investor asing melihat dasar-dasar ini sebagai kuat, dan mereka diperlukan untuk mencapai potensi nyata negara tersebut.

Soraphol Tulayasathien, wakil presiden eksekutif senior Bursa Efek Thailand (SET), mengatakan bursa tersebut ingin melihat pengeluaran pemerintah yang meningkat setelah anggaran fiskal 2026 disetujui, dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada paruh kedua tahun ini.

"Seiring melemahnya ekspor untuk sisa tahun ini, kami ingin melihat penyaluran anggaran yang lebih besar untuk mendukung perekonomian Thailand," kata Tuan Soraphol.

Baru-baru ini pasar saham global, termasuk SET, mengalami peningkatan karena sinyal dari Federal Reserve mengenai pengendalian kebijakan moneter yang lebih longgar, karena pernyataan Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi Jackson Hole menunjukkan kemungkinan pemotongan suku bunga pada September setelah data tenaga kerja non-pertanian bulan Juli yang lebih lemah.

Modal asing terus mengalir keluar dari pasar obligasi dan saham Thailand di tengah membesarnya selisih imbal hasil antara obligasi pemerintah Thailand dan AS. Hal ini diikuti keputusan Komite Kebijakan Moneter untuk menurunkan tingkat kebijakan sebesar 0,25 basis poin menjadi 1,5%, yang menyebabkan indeks SET turun sebesar 0,5% secara bulanan pada Agustus.

Pada akhir Agustus, indeks Thailand ditutup pada 1.236,61 poin. Year-to-date, SET mencatat penurunan sebesar 11,7%, kalah dibanding bursa regional lainnya.

Pertumbuhan PDB Thailand menurun menjadi 2,8% secara tahunan pada kuartal kedua, turun dari 3,2% pada kuartal sebelumnya, terutama karena melemahnya sektor non-pertanian.

"Perusahaan tercatat di Thailand mencatat pertumbuhan laba bersih secara keseluruhan pada kuartal kedua, mendorong momentum kenaikan harga saham perusahaan-perusahaan dengan kinerja yang lebih baik dari ekspektasi," kata Tuan Soraphol.

Nilai perdagangan harian rata-rata di SET dan Pasar Investasi Alternatif meningkat 10,1% secara tahunan menjadi 50,7 miliar baht, dengan nilai perdagangan harian rata-rata sejak awal tahun menjadi 43,0 miliar baht, turun 3,1% secara tahunan.

Investor asing terus mendominasi aktivitas perdagangan, mencatatkan 51,5% dari total nilai perdagangan, yang tertinggi di antara semua kategori investor. Namun, mereka mencatatkan posisi penjualan bersih sebesar 21,8 miliar baht, berpindah dari posisi pembelian bersih mereka pada Juli.

Sektor yang tumbuh lebih baik daripada indeks SET dalam delapan bulan pertama adalah teknologi, keuangan, industri, dan sumber daya.