Sri Lanka, 25 Agustus -- Menteri Kesehatan dan Media Massa Dr. Nalinda Jayatissa menyatakan bahwa respons publik yang kuat terhadap pemogokan pos terbaru seharusnya menjadi pelajaran bagi semua serikat pekerja (TUs), dengan berharap pemogokan yang diumumkan oleh Asosiasi Dokter Pemerintah (GMOA) tidak terjadi.
"pemerintah selalu membuka pintu untuk diskusi," katanya, menghadapi media kemarin (24). Menteri menjelaskan bahwa diskusi yang luas telah dilakukan mengenai transfer dan perekrutan baru, dan bahwa Kementerian telah bertindak secara adil dan wajar dalam hal ini. Menanggapi lebih lanjut, ia mengatakan bahwa beberapa serikat pekerja telah berkembang kebiasaan melakukan mogok tiba-tiba berdasarkan permintaan yang tidak masuk akal, yang mengganggu layanan publik penting.
"Sebagai contoh, di Dewan Provinsi Barat, sejumlah staf medis tambahan melakukan pemogokan selama dua hari, yang sedikit melambatkan operasional rumah sakit," katanya. Menurut Menteri tersebut, tidak ada alasan untuk tindakan seperti itu. Dewan provinsi telah memutuskan untuk mengangkat pegawai yang tetap di posisi yang sama selama lebih dari sepuluh tahun, dalam beberapa kasus, 15 hingga 20 tahun. "Situasi semacam ini tidak boleh diperbolehkan dalam pelayanan publik. Pemindahan dilakukan dengan kesempatan yang cukup untuk mengajukan banding dan keberatan," katanya. "Oleh karena itu, jika setelah semua proses ini seseorang masih bersikeras bahwa pemindahan tersebut tidak adil, tidak ada pemerintah yang bisa menyerah terhadap tekanan yang tidak wajar ini," kata Dr. Jayatissa.
.jpg)
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!