Bedah Buku Annisa Resmana Di Tasikmalaya Digandrungi Pemuda, Kritik Sosial Politik Jadi Topik Utama

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Acara Bincang dan Bedah Buku Antologi Puisi Telinga yang Tidak Dijual di Pasar Saham

Kegiatan bincang dan bedah buku antologi puisi Telinga yang Tidak Dijual di Pasar Saham karya Annisa Resmana berlangsung sukses di Buleud Gallery & Studio, Jalan Pemuda No. 1, Kota Tasikmalaya. Acara ini diselenggarakan oleh Komunitas Cermin Tasikmalaya pada Jumat (22/8/2025) malam. Kehadiran komunitas sastra dan para penggemar literasi terlihat sangat antusias dalam menyambut acara tersebut.

Acara ini turut menghadirkan sastrawan ternama dari Kota Tasikmalaya, yakni Acep Zamzam Noor dan Alexandreia Wibawa sebagai pembahas. Selain sesi diskusi dan penjelasan mengenai isi buku, acara juga menampilkan berbagai pertunjukan seni sastra dan teater. Beberapa kelompok seperti Teater Blok 3 Universitas Siliwangi, dosen Universitas Perjuangan Kota Tasikmalaya, Langgam Pustaka, Komunitas Kuluwung, serta Komunitas Cermin Tasikmalaya turut memberikan tampilan yang menarik perhatian peserta.

Pertunjukan dan diskusi yang digelar menjadi ajang yang sangat diminati oleh generasi muda Kota Tasikmalaya. Mereka menunjukkan antusiasme besar terhadap dunia sastra dan literasi melalui kehadiran mereka di acara yang berlangsung pada malam hari tersebut.

Annisa Resmana, penyair sekaligus penulis antologi puisi Telinga yang Tidak Dijual di Pasar Saham, hadir langsung dalam acara tersebut. Ia membagikan pengalamannya selama proses penciptaan karya dan menjawab berbagai pertanyaan dari audiens yang hadir. Penyair asal Kota Bandung ini menjelaskan bahwa puisi-puisinya dalam antologi ini merupakan bentuk kritik sosial terhadap situasi politik Indonesia saat ini.

Menurutnya, inspirasi bahasa yang digunakan dalam puisi banyak ia temukan di dapur, tempat ia sering menulis karyanya. Selain itu, ia juga membuka makna di balik judul antologi puisinya. Menurut Annisa, Telinga yang Tidak Dijual di Pasar Saham adalah ungkapan perasaan setelah ia mendengar banyak kisah dari perempuan-perempuan dari berbagai profesi tentang kehidupan mereka.

Sastrawan Acep Zamzam Noor memberikan apresiasi terhadap puisi-puisi yang diciptakan Annisa. Ia menilai bahwa puisi-puisi tersebut banyak mengangkat tema politik sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah dan situasi politik saat ini. Hal senada juga disampaikan oleh Alexandreia Wibawa, penulis cerpen Hitam Gemerlap. Ia mengatakan bahwa puisi-puisi Annisa sarat refleksi sosial yang mampu menyuarakan keresahan masyarakat melalui bahasa sederhana namun menyentuh, lahir dari kepekaan perasaan seorang perempuan.

Komunitas Cermin Tasikmalaya, sebagai penyelenggara acara, berharap kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan di Kota Tasikmalaya. Mereka berharap acara ini bisa menjadi wadah ekspresi kesenian sekaligus apresiasi terhadap karya-karya sastra dari para sastrawan, khususnya di daerah tersebut. Dengan adanya kegiatan seperti ini, minat masyarakat terhadap dunia sastra dan budaya akan terus berkembang.