AS dan Cina Bahas TikTok serta Tarif Minyak Rusia di Madrid

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pertemuan Pejabat AS dan Cina di Madrid untuk Bahas Isu Perdagangan

Pertemuan antara pejabat Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok berlangsung di Madrid pada hari Minggu, dengan fokus utama pada isu-isu perdagangan yang telah lama menjadi sumber ketegangan. Salah satu topik utama yang dibahas adalah tenggat waktu bagi perusahaan induk TikTok, ByteDance, untuk melepas operasionalnya di AS atau menghadapi larangan beroperasi. Selain itu, Washington juga meminta negara-negara G7 serta sekutu Eropa untuk menerapkan tarif terhadap Cina guna menghentikan pembelian minyak Rusia.

Pertemuan ini merupakan pertemuan keempat dalam empat bulan terakhir antara Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, dan Wakil Perdana Menteri Cina He Lifeng. Ketiganya berupaya menjaga hubungan dagang antara kedua negara agar tidak semakin memburuk di tengah tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump.

Sebelumnya, pada Juli lalu, para pejabat bersama dengan negosiator perdagangan utama Tiongkok, Li Chenggang, bertemu di Stockholm dan sepakat memperpanjang gencatan dagang selama 90 hari. Kesepakatan tersebut berhasil menurunkan tarif balasan yang sebelumnya mencapai ratusan persen dan kembali membuka ekspor mineral tanah jarang dari Tiongkok ke AS.

Trump telah menyetujui perpanjangan tarif rata-rata 55% atas barang-barang Tiongkok hingga 10 November. Namun, para ahli perdagangan mengatakan kemungkinan besar tidak akan ada terobosan besar dari pembicaraan yang difasilitasi oleh Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, yang selama ini berupaya memperkuat hubungan dengan Beijing.

Isu Utama: Tenggat Waktu TikTok di AS

Isu paling menonjol dalam pertemuan kali ini adalah tenggat waktu bagi ByteDance, induk TikTok, untuk melepas operasionalnya di AS sebelum 17 September atau menghadapi larangan beroperasi. Sumber Reuters menyebutkan bahwa kesepakatan final tidak diharapkan tercapai, tetapi kemungkinan besar tenggat akan kembali diperpanjang untuk keempat kalinya sejak Trump menjabat.

“Trump bulan lalu bahkan meluncurkan akun TikTok,” ujar sumber tersebut. Berbeda dengan tiga pertemuan sebelumnya di Jenewa, London, dan Stockholm, kali ini TikTok masuk dalam agenda resmi. Menurut sumber itu, langkah ini memberi alasan politik bagi pemerintahan Trump untuk memperpanjang tenggat, meski hal tersebut bisa memicu kekecewaan anggota Kongres dari Partai Republik maupun Demokrat.

Perspektif Ahli Perdagangan

Wendy Cutler, mantan negosiator perdagangan USTR dan kini memimpin Asia Society Policy Institute di Washington, mengatakan hasil konkret kemungkinan akan disimpan untuk pertemuan Trump dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping akhir tahun ini, mungkin pada KTT APEC di Seoul. “Ini bisa mencakup kesepakatan final terkait TikTok, pencabutan pembatasan pembelian kedelai AS oleh Tiongkok, hingga pengurangan tarif fentanyl. Diskusi di Madrid bisa jadi sekadar meletakkan fondasi untuk pertemuan itu,” kata Cutler dikutip dari Reuters, Minggu (14/9).

Namun, ia menilai penyelesaian keluhan ekonomi inti AS terhadap Tiongkok akan memakan waktu panjang. “Saya tidak melihat Tiongkok terburu-buru membuat kesepakatan tanpa mendapat konsesi besar, terutama terkait kontrol ekspor dan tarif. Sementara AS juga tidak dalam posisi memberi konsesi besar, kecuali ada terobosan pada tuntutannya terhadap Tiongkok,” ujarnya.