Alissa Wahid Soroti Kematian Mahasiswa Unnes Iko Juliant, Minta Polisi Buka CCTV Segera

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kunjungan Direktur Jaringan Gusdurian ke Keluarga Iko Juliant Junior

Direktur Jaringan Gusdurian, Alissa Qothrunnada Wahid, melakukan kunjungan ke rumah keluarga almarhum Iko Juliant Junior. Iko merupakan mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Negeri Semarang (Unnes) angkatan 2024. Penyebab kematian Iko masih menjadi pertanyaan banyak pihak, meskipun polisi telah menyatakan bahwa ia meninggal akibat kecelakaan.

Alissa menjelaskan bahwa dirinya bersama pemuka agama dan teman-teman dari Gusdurian ingin memberikan dukungan kepada keluarga Iko. “Iko masuk dalam sepuluh korban jiwa selama prahara Agustus. Kami ingin memberikan penguatan,” ujarnya saat diwawancara awak media.

Dalam kunjungannya, Alissa berbincang dengan ibunda Iko. Putri Presiden RI keempat itu ingin mendengar langsung kronologi kematian Iko dari ibunya. Selain itu, Alissa juga ingin mengetahui sifat dan kepribadian almarhum Iko.

“Iko ini anak yang sangat baik. Sejak muda sudah ikut pasukan pengibar bendera dan memiliki kecintaan Tanah Air yang tinggi. Mereka punya harapan besar. Iko juga seorang mahasiswa hukum, jadi memiliki sense keadilan yang lebih tinggi,” kata Alissa.

Alissa mengungkapkan adanya pihak-pihak yang belum sepenuhnya mempercayai bahwa Iko meninggal akibat kecelakaan. Ia mendesak kepolisian agar transparan dalam penanganan kasus tersebut. “Karena polisi mengaku memiliki CCTV yang memperlihatkan momen Iko kecelakaan, ya sudah dibuka saja, supaya terang,” ujarnya.

Menurut Alissa, rekam jejak kekerasan eksesif yang dilakukan institusi kepolisian sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Jadi, jika masyarakat membutuhkan data konkret, itu wajar. Menurut dia, jika CCTV-nya dibuka dan benar kecelakaan, semua akan menerima dan tidak berprasangka lagi.

Alissa menambahkan bahwa keterbukaan terkait penanganan juga sebenarnya dibutuhkan kepolisian. Menurut dia, kepolisian saat ini sedang membutuhkan kepercayaan masyarakat kembali pulih. Justru keuntungannya ada di polisi kalau ini dibuka.

Penjelasan dari Pihak Kepolisian

Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng), Kombes Pol Artanto, mengungkapkan bahwa kepolisian telah mengamankan rekaman CCTV yang memperlihatkan momen Iko mengalami kecelakaan sepeda motor di Jalan Veteran pada dini hari tanggal 31 Agustus, tepatnya pukul 03:05 WIB.

“Kita sudah menyita CCTV dan kita harus analisis CCTV itu,” ucap Artanto ketika diwawancara di Mapolda Jateng.

Dia belum menyampaikan apakah rekaman CCTV itu akan dibuka kepada publik. “Tentunya penyidik akan melengkapi proses penyidikan tersebut sebagai bagian daripada proses,” katanya.

Kendati demikian, Artanto menyebut bahwa penyidik telah menetapkan bahwa Iko meninggal akibat kecelakaan. “Penyidik sudah melakukan penetapan terhadap peristiwa tersebut, di mana kejadiannya pada tanggal 31 Agustus 2025, tepatnya hari Minggu dini hari pukul 03.05 WIB, sudah ditetapkan oleh penyidik peristiwa tersebut adalah peristiwa lakalantas,” ujarnya.

Artanto menjelaskan bahwa penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang ada di TKP, termasuk mengamankan rekaman kamera pengawas atau CCTV. Selain itu, penyidik juga telah menggelar olah TKP melibatkan Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Jateng, Unit Laka Satlantas Polrestabes Semarang, serta Bidlabfor Polda Jateng. “Penyidik meyakini bahwa kejadian tersebut adalah lakalantas,” ujar Artanto.

Temuan Kejanggalan

Sebelumnya, IKA-FH Unnes, mewakili keluarga almarhum Iko Juliant Junior, menyampaikan kecurigaan mereka dalam kematian Iko. Anggota PBH IKA-FH Unnes, Naufal Sebastian, mengungkapkan, pada Sabtu (30/8/2025) siang, Iko pergi dari rumahnya di daerah Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, dengan mengenakan jaket almamater kampus. Hari itu, terdapat agenda unjuk rasa di depan Mapolda Jateng yang berlokasi di Jalan Pahlawan, Kota Semarang.

“Apakah (Iko) datang untuk demo atau tidak, kami belum konfirmasi itu,” ungkap Naufal ketika diwawancara pada 2 September 2025 lalu.

Menurut Naufal, menjelang malam, Iko sempat pulang ke rumah. Namun sekitar pukul 23.00 WIB, almarhum pergi lagi bersama temannya menggunakan sepeda motor. “Menurut informasi yang kami terima, dia (Iko) mau nyusul teman-temannya yang pada ditangkap di Polda,” ujarnya.

Naufal mengaku masih menelusuri dan mendalami rangkaian kronologis peristiwa kematian Iko. Sebab pada Ahad siang sekitar pukul 11.00 WIB, keluarga Iko dikabari pihak kepolisian bahwa Iko dirawat di RSUP Dr.Kariadi. Kondisinya sudah kritis. Menurut keterangan kepolisian, Iko mengalami kecelakaan.

“Pada saat itu disampaikan ada masalah di limpa dan pendarahan. Dokter menyampaikan harus ada operasi. Keluarga menyetujui. Selesai operasi, meninggal,” kata Naufal.

Dia menambahkan, saat berada di RSUP Dr.Kariadi, Iko pun sempat mengigau dan berucap "Ampun, Pak. Jangan pukulin saya lagi". “Informasi yang kami terima sempat mengigau seperti itu,” katanya.

Naufal mengakui, kematian Iko terkesan janggal. “Karena ada luka lebam yang nampaknya dugaan kami seperti luka pukulan, bukan seperti orang kecelakaan. Kemudian ada igauan-igauan ketika tidak sadarkan diri. Itu kan alam bawah sadar yang cerita,” kata dia.

Selain itu, IKA-FH Unnes menerima informasi bahwa kecelakaan yang dialami Iko terjadi pada Ahad sekitar pukul 02.30 WIB. Titik TKP awalnya yakni di Jalan Dr.Cipto. Namun kepolisian kemudian mengoreksi dan menyampaikan bahwa Iko mengalami kecelakaan di Jalan Veteran.

IKA-FH Unnes awalnya menerima informasi bahwa Iko baru dibawa ke rumah sakit pukul 11.00 WIB. Namun Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto mengatakan bahwa Iko langsung dilarikan ke rumah sakit tak lama setelah kecelakaan, tepatnya pukul 03.10 WIB. Iko diantar oleh personel Brimob yang malam itu tengah disiagakan di sekitar Mapolda Jateng.

“Selain investigasi, PBH IKA-FH Unnes akan melakukan gelar perkara untuk saling kroscek beberapa informasi dan temuan serta validitas bukti-bukti yang ada,” ujar Naufal.