
Situasi Kekacauan di Nepal: Demo yang Mengguncang Ibu Kota
Demo besar-besaran yang terjadi di Nepal kini menjadi sorotan internasional. Tidak hanya masyarakat setempat, tetapi juga warga negara asing seperti WNI yang tinggal di sana harus memperhatikan situasi yang semakin memburuk. Pemerintah Indonesia melalui KBRI di Nepal memberikan peringatan dan langkah-langkah keamanan untuk menjaga keselamatan para WNI.
Peran Militer dalam Menjaga Ketertiban
Tentara Nepal kini berada di tengah-tengah kekacauan. Mereka dikerahkan untuk mengamankan jalan-jalan utama di Kathmandu setelah puluhan ribu pengunjuk rasa menyerbu dan membakar gedung-gedung pemerintah serta menyerang para politisi. Pasukan bersenjata ini memberikan sedikit rasa aman setelah kembali ke kota yang sempat dilanda kekerasan beberapa hari sebelumnya.
Selain itu, militer juga memberi tahu warga tentang jam malam yang berlaku sambil memeriksa kendaraan dan orang-orang. Militer memberi peringatan bahwa pasukan keamanan akan menjaga hukum dan ketertiban. Meski jarang dimobilisasi, mereka akhirnya turun ke jalan karena polisi gagal mengendalikan situasi.
Penangkapan dan Penganiayaan Tahanan
Sejumlah tersangka penjarah telah ditangkap oleh militer. Namun, upaya pelarian dari tahanan pun terjadi. Tentara melepaskan tembakan ke udara setelah para tahanan mencoba melarikan diri dari penjara utama di pusat kota Kathmandu. Para tahanan tersebut kemudian membakar gedung-gedung beserta sel dan pos jaga, serta mendobrak pintu masuk utama sebelum berhamburan ke jalan. Akhirnya, tentara berhasil menggagalkan upaya pelarian dan memindahkan para tahanan ke penjara-penjara lain. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Kerusuhan yang Berlanjut
Pada hari Selasa, protes semakin memanas ketika para demonstran membakar gedung-gedung pemerintah dan rumah-rumah politisi, serta menyerang beberapa pemimpin. Dengan meluasnya kritik terhadap elit politik, perdana menteri mengundurkan diri. Namun, hal itu tampaknya tidak banyak berpengaruh terhadap kerusuhan.
Hingga kini, puluhan ribu pengunjuk rasa masih turun ke jalan, memblokir jalan dan menyerbu fasilitas pemerintah. Helikopter militer mengangkut beberapa menteri ke tempat yang aman. Ratusan narapidana juga melarikan diri dari penjara di Kathmandu dan kota-kota lain setelah polisi meninggalkan pos mereka karena serangan dari pengunjuk rasa.
Protes Gen Z yang Meluas
Protes yang dijuluki protes Gen Z dimulai setelah pemerintah memblokir platform media sosial seperti Facebook, X, dan YouTube. Pemuda marah atas pemblokiran tersebut dan menuntut kebebasan berekspresi. Namun, larangan tersebut dicabut pada hari Selasa, meskipun protes terus berlanjut karena kemarahan atas kematian dan tuduhan korupsi politik.
Presiden Ram Chandra Poudel mengimbau para pengunjuk rasa untuk mencari penyelesaian damai dan menghindari eskalasi lebih lanjut. Ia menerima pengunduran diri Perdana Menteri Khadga Prasad Oli dan menugaskannya untuk memimpin pemerintahan sementara hingga pemerintahan baru terbentuk.
Langkah KBRI untuk WNI di Nepal
KBRI Nepal meminta para WNI untuk menghindari aktivitas di luar rumah dan di sekitar titik-titik demonstrasi. Mereka juga diharapkan saling bertukar informasi melalui panggilan telepon atau pesan WhatsApp. Selain itu, KBRI juga mengingatkan WNI untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial, terutama jika mengunggah konten provokatif.
Untuk sementara waktu, WNI diminta menunda rencana perjalanan ke Nepal sampai situasi kembali kondusif. Berikut nomor telepon penting yang bisa dihubungi:
- KBRI Dhaka: +880 1614 444 552
- Konsul Kehormatan RI di Kathmandu: +977 985 1046 514 dan +977 980 1190 989
Calon Perdana Menteri yang Mencuri Perhatian
Balen Shah, seorang rapper yang kini menjadi politisi, muncul sebagai calon Perdana Menteri baru. Bagi kaum muda, ia mewakili tipe kepemimpinan yang telah lama mereka cari: praktis, mudah dipahami, dan tak takut menghadapi kegagalan sistemik. Shah menulis lagu yang mengkritik pemimpin dan menyarankan agar generasi muda memimpin negara ini.
Kronologi Demo Nepal
- 4 September: Pemerintah memblokir 26 platform media sosial karena dianggap gagal mendaftar.
- 8 September: Ribuan pelajar dan anak muda berkumpul di Kathmandu, menuntut pencabutan blokir medsos dan ruang demokrasi yang lebih luas.
- 9 September: Korban jiwa terjadi saat bentrokan dengan aparat keamanan. Perdana Menteri mengundurkan diri.
- 10 September: Tentara mulai mengambil alih keamanan di Kathmandu, namun situasi masih memanas. Panglima Angkatan Bersenjata mengimbau dialog damai.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!