
Penangkapan 15 Tersangka dalam Kasus Pembunuhan dan Penculikan Kepala Cabang Bank
Polisi telah menangkap sebanyak 15 orang terkait kasus penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta. Korban, yang merupakan Kepala Cabang Bank BUMN, ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan kaki dan mata terikat lakban di area persawahan wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (21/8/2025). Sebelumnya, korban dikabarkan diculik dari parkiran sebuah supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).
Setelah penemuan jasad korban, penyidik melakukan penyelidikan dan menemukan bahwa ada 15 tersangka dalam kasus ini. Mereka dibagi ke dalam empat klaster berdasarkan peran masing-masing.
Struktur Peran Pelaku
1. Klaster Aktor Intelektual (Dalang Perencanaan)
- DH (Dwi Hartono) – pengusaha bimbingan belajar online, ditangkap di Solo
- YJ – rekan DH dalam perencanaan, ditangkap di Solo
- AA – bagian dari tim perencana, ditangkap di Solo
- C alias Ken – ditangkap di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara
2. Klaster Pengintai
- F – diduga oknum aparat, masih dalam pendalaman
- RS (Rohmat Sukur) – bertugas membuntuti korban sebelum penculikan serta menyiapkan Tim IT.
3. Klaster Penculik
- AT – pelaku lapangan, ditangkap di Johar Baru
- EW alias Eras – pelaku penculikan, ditangkap di Labuan Bajo
- RAH – turut serta dalam penjemputan paksa
- RS – bagian dari tim penculik, ditangkap di Jakarta Timur
4. Klaster Eksekutor dan Pembuang Jasad
- M – pelaku penganiayaan
- T – eksekutor yang menyebabkan kematian korban
- U – membantu membuang jasad ke Bekasi
- Z – bagian dari tim eksekusi
- N – pelaku yang ikut dalam pembuangan jasad
Motif dan Keterlibatan Oknum TNI
Kasus ini diduga melibatkan Dwi Hartono, seorang pengusaha asal Jambi, yang disebut memiliki sakit hati karena pinjaman sebesar Rp13 miliar ditolak. Selain itu, keterlibatan oknum TNI juga terungkap. Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Corps Polisi Militer (Cpm) Donny Agus Priyanto mengakui bahwa salah satu pelaku adalah anggota TNI. Saat ini, pihak militer masih mendalami keterlibatan tersebut.
Menurut pengacara tersangka, Adrianus Agal, salah satu kliennya bernama Eras menerima perintah langsung dari seseorang berinisial F untuk menjemput paksa korban. Perintah itu disebut hanya sebatas penagihan utang, tanpa rencana aksi yang berujung pada hilangnya nyawa Ilham. Setelah penculikan, korban sempat dibawa ke kawasan Cawang, Jakarta Timur, namun perintah berikutnya dari sosok F membuat perjalanan berlanjut hingga peristiwa tragis terjadi.
Beny Daga, kuasa hukum tiga penculik, mengungkap lebih detail peran oknum F. Awalnya, F menawari EW untuk mengamankan seseorang. Akhirnya, EW mengajak bertemu klien Beny yakni EWR, JRS dan AT serta satu pelaku lain berinisial RS. F lalu berpesan ke EW agar menyampaikan pesan kepada target bahwa ini ada titipan dari institusi penegak hukum. Hal ini membuat para penculik merasa keberatan dan akhirnya meminta bayaran lebih tinggi.
Lokasi dan Rute Penemuan Jasad
Rumah duka Mohamad Ilham Pradipta berada di kawasan Jalan Rimba, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Jarak antara rumah korban dan lokasi penemuan jasad adalah 78,3 km, bisa ditempuh dalam waktu 1 jam 25 menit lewat Jalan Tol Cimanggis - Cibitung. Sementara jarak antara lokasi penculikan dan ditemukannya jasad Mohammad Ilham Pradipta adalah 52,5 km, bisa ditempuh dengan naik kendaraan selama 1 jam 3 menit.
Rute Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur ke Desa Cilangkara, Serang Baru, Jawa Barat bisa melalui Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta dan Jalan Tol Jakarta - Cikampek.
Penyidikan Masih Berlangsung
Penyidik masih mendalami motif utama dan kemungkinan keterlibatan pihak lain, termasuk aliran dana dan komunikasi internal yang belum terungkap. Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Prima Heru menyebutkan penyebab kematian korban adalah hantaman benda tumpul di bagian dada dan leher. Selain itu, polisi juga masih melakukan pemeriksaan toksikologi untuk memastikan apakah terdapat racun dalam tubuh korban.
Mohamad Ilham Pradipta (IP) adalah Kepala Cabang Perwakilan (KCP) bank plat merah di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Ia berasal dari Bogor, Jawa Barat, dan alumni Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah angkatan 2006. Korban meninggalkan seorang istri bernama Puspita Aulia dan dua anak, perempuan dan laki-laki berusia 10 tahun dan delapan tahun. Anak-anaknya masih bersekolah di Kelas IV Sekolah Dasar (SD), dan kelas II SD.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!