
Perusahaan di Pipeline IPO Bursa Efek Indonesia
Sejumlah perusahaan telah memasuki jalur penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga saat ini, terdapat delapan perusahaan yang sedang dalam proses pencatatan saham. Hal ini menunjukkan bahwa minat investor terhadap peluang IPO masih tinggi.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan bahwa hingga 15 Agustus 2025, sebanyak 22 perusahaan telah mencatatkan saham di bursa dengan total dana yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp10,39 triliun. Selain itu, terdapat juga delapan perusahaan lainnya yang berada dalam pipeline pencatatan saham.
Dari delapan perusahaan tersebut, empat di antaranya termasuk kategori perusahaan besar dengan aset di atas Rp250 miliar. Sementara sisanya adalah perusahaan skala menengah dengan aset berkisar antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.
Secara sektor bisnis, delapan perusahaan dalam pipeline IPO terdiri dari: - Dua perusahaan dari sektor basic materials - Dua perusahaan dari sektor industrials - Satu perusahaan dari sektor financials - Satu perusahaan dari sektor technology - Satu perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals - Satu perusahaan dari sektor transportasi dan logistik
Beberapa perusahaan baru yang telah melantai di Bursa pada bulan lalu memberikan kinerja saham yang mengesankan. Contohnya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI), dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN).
Harga saham CDIA mengalami lonjakan signifikan, naik 721,05% sejak IPO. Pada perdagangan terakhir, harga sahamnya mencapai Rp1.560 per lembar. Saham MERI juga melonjak 115,62%, ditutup di level Rp276 per lembar. Sementara itu, saham COIN melonjak hingga 1.450%, dengan harga akhir Rp1.550 per lembar.
Menurut Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus, perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO tahun ini mendapat respon positif dari pasar. Meski begitu, investor akan lebih memperhatikan narasi bisnis yang kuat. Contohnya, CDIA diminati karena didukung oleh nama besar Prajogo Pangestu dan bisnis yang stabil.
Nicodemus menilai bahwa minat investor terhadap IPO kembali kepada kualitas perusahaan. Selain itu, kondisi pasar saham yang mulai bangkit juga menjadi faktor pendukung. Sentimen global seperti penurunan suku bunga The Fed dan kepastian kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump turut memengaruhi investor.
Senior Equity Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menyatakan bahwa jumlah perusahaan yang melantai di Bursa pada tahun ini memang sedikit berkurang dibandingkan tahun lalu. Namun, minat investor tetap tinggi, meskipun lebih selektif. Mereka hanya tertarik jika valuasi saham masuk akal dan prospek bisnis jelas.
Meski jumlah IPO berkurang, total dana yang berhasil dikumpulkan justru meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya IPO dari perusahaan besar yang memiliki potensi pertumbuhan yang kuat. Tren ini menunjukkan bahwa pasar saham semakin dinamis dan menarik bagi para pemain di dalamnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!