Lelang 1,4 GHz: Komdigi Diminta Jaga Komitmen WIFI-Telkom

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Lelang Pita Frekuensi 1,4 GHz Menarik Minat Tujuh Perusahaan Telekomunikasi

Lelang pita frekuensi 1,4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access/BWA) telah menarik minat dari tujuh perusahaan telekomunikasi. Proses ini menjadi penting dalam upaya mempercepat penyebaran internet di berbagai wilayah Indonesia. Para pengamat menilai bahwa jumlah peserta yang terbatas tetapi masih cukup positif mengingat besarnya investasi yang diperlukan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi tersebut.

Pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menjelaskan bahwa pemanfaatan pita frekuensi 1,4 GHz membutuhkan belanja modal (capital expenditure/capex) yang tidak sedikit. Selain itu, dalam lelang kali ini ada persyaratan wajib menggunakan backhaul berupa serat optik (fiber optic). Dari dua aspek tersebut, menurut Agung, kehadiran tujuh perusahaan yang tertarik sudah menunjukkan adanya antusiasme yang baik.

Agung menilai bahwa kombinasi antara BWA dengan frekuensi 1,4 GHz dan fiber optik dapat mempercepat penetrasi layanan internet broadband di Indonesia. Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan pemanfaatan spektrum tersebut tetap bergantung pada harga lelang. Jika harga frekuensi tidak terlalu mahal, maka tarif berlangganan internet yang dibayar pelanggan juga berpotensi lebih murah dibandingkan saat ini.

Menurutnya, dengan jumlah pelanggan FTTH (GPON) yang masih di bawah 20 juta, peluang untuk memperluas layanan internet berkecepatan tinggi dengan harga terjangkau masih terbuka lebar. “Tantangannya, pemenang lelang mesti membangun jaringan untuk melayani daerah yang belum atau kurang terlayani, agar terjadi pemerataan. Tugas kita bersama untuk ikut mengawasi hal ini,” tambahnya.

Kesiapan Finansial dan Keputusan Operator

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, menyampaikan bahwa keputusan untuk ikut lelang frekuensi sangat bergantung pada kebutuhan dan kesiapan finansial dari masing-masing operator. “Yang merasa butuh dan siap anggaran untuk membayar frekuensi yang dimenangkan itu yang akan ikut lelang. Kalau nggak butuh, nggak akan ikut lelang. Kalau nggak ada anggaran, ya juga tidak ikut. Bahkan kalau anggarannya tidak cukup ya nanti akan menawarkan nilai rendah dalam lelang,” kata Heru.

Heru menjelaskan bahwa frekuensi 1,4 GHz lebih tepat digunakan untuk layanan BWA dibandingkan seluler karena memiliki keterbatasan jangkauan. Spektrum ini pada prinsipnya hanya dipakai untuk menghubungkan titik akhir serat optik ke rumah atau kantor, sehingga tidak perlu menarik serat optik langsung ke dalam rumah yang biayanya relatif mahal. “Targetnya kan bisa memberikan harga Rp100 ribu per bulan dengan kecepatan tinggi,” tuturnya.

Daftar Perusahaan yang Ikut Lelang

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Tim Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz mengumumkan tujuh perusahaan yang telah mengambil akun sistem lelang elektronik (e-auction) untuk seleksi pengguna pita frekuensi tersebut pada 2025.

Ketujuh perusahaan tersebut adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT XLSMART Telecom Sejahtera, PT Indosat Tbk, PT Telemedia Komunikasi Pratama (anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk.), PT Netciti Persada, PT Telekomunikasi Selular, dan PT Eka Mas Republik.

Tim Seleksi menyebut penyelenggara telekomunikasi yang telah mendapatkan akun e-auction dapat mengunduh dokumen seleksi hingga 20 Agustus 2025. Selanjutnya, calon peserta dapat mengajukan pertanyaan tertulis terkait isi dokumen hingga 21 Agustus 2025. Proses ini menjadi langkah awal dalam proses seleksi penggunaan pita frekuensi 1,4 GHz yang akan digunakan untuk memperluas layanan internet di Indonesia.