
Manfaat Sayur dan Risiko Menggorengnya
Makan sayur adalah kebiasaan yang sangat dianjurkan karena kandungan nutrisi yang melimpah. Vitamin, mineral, serta serat dalam sayuran berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mendukung proses metabolisme. Namun, tidak semua cara memasak sayur memberikan manfaat yang maksimal. Salah satu metode yang bisa merusak nutrisi dan justru berisiko bagi kesehatan adalah menggoreng.
Berikut beberapa jenis sayuran yang sebaiknya tidak digoreng karena potensi bahayanya:
-
Kol atau Kubis
Kol yang digoreng dapat menghasilkan senyawa amina heterosiklik yang bersifat karsinogenik. Konsumsi terlalu sering dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, hingga kanker. Sebaiknya kol dimasak dengan cara direbus atau dimakan langsung tanpa diolah berlebihan. -
Terong
Meskipun terong goreng enak untuk disantap, proses penggorengan dapat meningkatkan kadar nitrit yang berpotensi menjadi karsinogenik. Terlalu sering mengonsumsi terong goreng dapat menyebabkan hipertensi, gangguan kardiovaskular, dan tersumbatnya aliran darah. Alternatif pemasakannya adalah disayur, dimakan langsung, atau dibuat sambal. -
Brokoli
Brokoli goreng juga memiliki risiko yang sama, yaitu meningkatkan kadar nitrit yang berbahaya. Konsumsi brokoli secara berlebihan dengan cara digoreng dapat menyebabkan kerusakan sel, peradangan, dan risiko kanker. Lebih baik memasak brokoli dengan cara dikukus, direbus, dipanggang, atau dimakan mentah.
Pandangan Ahli tentang Penggorengan Sayur
Dr. Tirta, seorang dokter sekaligus influencer kesehatan, menjelaskan bahwa menggoreng sayur dapat mengurangi nilai nutrisinya. "Sayur yang dimasak dengan cara digoreng akan kehilangan sebagian besar nutrisinya," ujarnya.
Selain itu, jika sayur digoreng terlalu lama atau menggunakan minyak yang sudah digunakan berkali-kali, maka tekstur dan sifatnya akan mirip dengan gorengan biasa. Hal ini bisa meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat. Kenaikan LDL dapat menyebabkan penumpukan plak pada pembuluh darah, yang berpotensi memicu penyakit jantung koroner.
Menurut Dr. Tirta, sayur yang paling bermanfaat adalah yang tidak melalui proses masak berlebihan atau hanya direbus saja. Namun, ia menekankan bahwa merebus terlalu lama juga dapat mengurangi kandungan nutrisi. Oleh karena itu, cara memasak yang paling optimal adalah dengan proses minimal agar nutrisi tetap terjaga.
Efek Jangka Panjang dari Makan Sayur Goreng
Risiko kesehatan akibat makan sayur goreng bukanlah sesuatu yang instan, melainkan efek domino yang terjadi akibat akumulasi jangka panjang. Meski sesekali makan sayur goreng tidak sepenuhnya berbahaya, namun konsumsinya tidak sama dengan makan sayur segar atau yang dimasak dengan cara lain seperti dikukus atau direbus.
Dengan memahami dampak negatif dari penggorengan, kita bisa lebih bijak dalam memilih cara memasak sayur. Pemilihan metode pemasakan yang tepat akan membantu menjaga kesehatan tubuh dan memaksimalkan manfaat dari sayuran yang kita konsumsi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!