Yayasan Jakaya Kikwete bertekad memperkuat kesetaraan gender dalam kepemimpinan

Dar es Salaam. Tanzania meluncurkan Kinara Young Women Leadership Programme, inisiatif utama yang bertujuan untuk mengatasi ketimpangan gender dalam kepemimpinan dengan memberdayakan perempuan muda dengan keterampilan penting, bimbingan, dan jaringan. Diadakan oleh Jakaya Kikwete Foundation (JKF) bekerja sama dengan Impact Leadership Academy dan Sneakers & Heels, program berbasis hibrida selama 18 bulan ini ditujukan bagi perempuan berusia antara 25 hingga 30 tahun, tahap yang dianggap penting dalam membentuk karier dan pertumbuhan pribadi. Program ini akan dimulai dengan 25 perempuan muda dari berbagai sektor, yang dipilih untuk memperoleh pelatihan dan kesempatan bimbingan. Dalam pidatonya pada peluncuran tersebut, CEO Jakaya Mrisho Kikwete Foundation Vanessa Anyoti mengatakan program ini dirancang untuk mengatasi ketidakhadiran yang terus-menerus dari perempuan dalam kepemimpinan. "Meskipun perempuan menyumbang lebih dari setengah populasi Tanzania, mereka hanya menempati kurang dari 30 persen posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan di negara kami serta Afrika," katanya. "Hari ini bukan hanya peluncuran—ini adalah awal dari perjalanan untuk membina pemimpin perempuan muda yang akan menjadi kinara—penerang harapan, ketangguhan, dan inspirasi bagi Tanzania, Afrika, dan dunia," tambah Ms Anyoti. Dia menjelaskan bahwa Kinara dibuat setelah dua tahun penelitian dan partisipasi dengan lebih dari 130 perempuan muda, yang masukan mereka membentuk kurikulumnya. "Kami bertanya langsung kepada mereka: tantangan apa yang Anda hadapi dan dukungan apa yang akan membantu Anda sukses? Jawaban mereka membentuk apa yang kami luncurkan hari ini." Program ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan muda dengan pengetahuan kepemimpinan, keterampilan praktis, bimbingan, dan jaringan sambil mendorong nilai seperti inklusivitas, kolaborasi, dan akuntabilitas. Peserta juga akan terlibat dalam dialog konstruktif dan pembuatan solusi atas tantangan komunitas dan nasional, menciptakan platform inovasi yang dipimpin oleh pemuda. "Tujuan kami ambisius. Kami ingin meningkatkan jumlah perempuan muda yang percaya diri, kompeten, dan terlihat dalam ruang kepemimpinan. Kami berusaha memperkuat komunitas melalui solusi inovatif, membangun kemitraan berkelanjutan, dan mendirikan budaya bimbingan dan kepemimpinan transformasional jangka panjang," kata Ms Anyoti. Program 18 bulan ini menggabungkan pelatihan terstruktur, bimbingan pribadi, belajar antar sesama, serta sesi online dan tatap muka, yang berakhir dengan acara kelulusan untuk merayakan pencapaian. Format hibrida ini memastikan fleksibilitas dan aksesibilitas sekaligus membangun hubungan berarti antara peserta dan mentor. Dalam pidato utamanya, mantan Duta Besar Tanzania di Inggris dan mantan Duta Besar di AS Mwanaidi Maajar mengajak peserta untuk menerima ketangguhan dan disiplin diri saat memulai perjalanan kepemimpinan mereka. "Kepemimpinan dimulai dengan memimpin diri sendiri. Jika Anda tidak bisa mengelola diri, Anda tidak bisa memimpin orang lain," katanya. Ms Maajar mendorong para perempuan untuk mengabaikan stereotip dan membuktikan nilainya melalui tindakan, menyebutkan bahwa masyarakat sering meragukan kemampuan perempuan. "Tunjukkan dengan anggun kepada para keraguan bahwa Anda lebih baik dari yang mereka bayangkan." Berdasarkan pengalamannya sendiri, Ms Maajar menekankan pentingnya disiplin pribadi, manajemen waktu, dan pengambilan keputusan yang sadar dalam membangun karier yang sukses. Dia memberi tahu peserta bahwa pilihan teman dekat, cara mereka mengatur waktu, dan cara mereka menyeimbangkan kehidupan keluarga dengan tanggung jawab profesional akan menentukan jenis pemimpin yang akan mereka jadikan. Mantan duta besar ini juga menyoroti argumen ekonomi dalam pemberdayaan perempuan, dengan merujuk pada penelitian yang menunjukkan bahwa menutup kesenjangan gender dalam pekerjaan dapat meningkatkan PDB Tanzania hingga hampir lima persen. "Ketika perempuan memimpin, organisasi berkembang—dan begitu juga negara," katanya. Meskipun mengakui kemajuan yang dicapai di bawah kepemimpinan sejarah Presiden Samia Suluhu Hassan, Ms Maajar menekankan bahwa hambatan sistematis masih ada di sektor publik maupun swasta. Dia mengatakan perempuan tetap kurang diwakili dalam posisi senior, membuat program seperti Kinara sangat penting untuk mempercepat kesetaraan gender dan meminta peserta untuk memaksimalkan kesempatan tersebut, mengingatkan mereka bahwa kepemimpinan membutuhkan keberanian, kepercayaan diri, dan konsistensi. "Tetap komitmen. Tetap jalani. Kepemimpinan membutuhkan visi dan ketangguhan. Jangan menyerah ketika tantangan datang." Disajikan oleh SyndiGate Media Inc. (Syndigate.info).