Wawancara Eksklusif Bupati Gorontalo Utara Thariq Modanggu: Perjalanan Hidup dan 100 Hari Pemimpinan

Perjalanan Hidup Bupati Gorontalo Utara

Thariq Modanggu, Bupati Gorontalo Utara (Gorut), memiliki kisah perjalanan hidup yang penuh tantangan dan keberhasilan. Dari masa kecil hingga menjadi pemimpin daerah, ia menunjukkan semangat dan dedikasi yang luar biasa. Dalam wawancara eksklusif dengan Tribun Podcast, Thariq mengungkapkan berbagai pengalaman penting dalam hidupnya.

Pada masa kecil, Thariq tumbuh di lingkungan keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah seorang guru SD dan seniman, sedangkan ibunya aktif dalam perjuangan hidup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kondisi ekonomi keluarga yang tidak stabil membuat Thariq belajar untuk bekerja dan berjuang sendiri. Ia sering membantu orangtuanya mencari bahan makanan seperti talas dan ubi hutan, yang harus direndam selama dua hari sebelum bisa digoreng.

Thariq juga menjelaskan bagaimana ia memilih jalur pendidikan. Meskipun ingin masuk pesantren, ia akhirnya memutuskan untuk melanjutkan studi di IAIN Sultan Amai Gorontalo. Setelah lulus, ia menjadi dosen selama 20 tahun. Namun, minatnya pada dunia politik terus berkembang.

Perjalanan Politik dan Pemekaran Gorut

Perjalanan politik Thariq dimulai pada tahun 2002 saat ia terlibat dalam isu pemekaran Kabupaten Pantura. Ia mulai tertarik pada isu ini setelah membaca berita di koran. Tindakan ini membuatnya diundang sebagai moderator dalam evaluasi pemekaran Gorontalo Utara. Sejak saat itu, ia terus berkontribusi dalam pembentukan Gorut.

Dalam Pilkada 2008, Thariq maju sebagai calon bupati, meskipun tanpa modal finansial yang cukup. Ia menggunakan mobil sewaan dan bensin dari teman-temannya. Meski kalah dalam pemilu pertama, ia tetap berjuang dan akhirnya menjadi Wakil Bupati. Pada Pilkada 2024, ia kembali bertarung dan berhasil menang dalam Pemilihan Ulang (PSU) Pilkada Gorut.

Program 100 Hari Kerja

Setelah dilantik, Thariq langsung mengambil langkah-langkah strategis untuk membangun Gorut. Salah satu program utamanya adalah "Gerakan 2 Kambing 10 Ayam" (G210). Konsep ini dirancang untuk meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian masyarakat. Thariq menjelaskan bahwa gerakan ini bukan hanya tentang menyediakan kambing dan ayam, tetapi juga tentang memotivasi masyarakat untuk berinvestasi dan berpartisipasi dalam perekonomian lokal.

Selain itu, ia juga meluncurkan beberapa inisiatif lain, seperti "Agro Mopomulo" dan "Gerakan Keluarga Surga Kasih Sayang". Agro Mopomulo fokus pada pengelolaan lahan pertanian secara berkelanjutan, sementara Gerakan Keluarga Surga Kasih Sayang bertujuan untuk mengurangi kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan memperkuat ikatan keluarga.

Pelayanan Publik dan Inovasi

Thariq juga menekankan pentingnya pelayanan publik yang lebih baik. Ia mengimplementasikan tagline "Salam Kinerja" yang terdiri dari lima pilar: disiplin, bersih, produktif, sinergi, dan bercahaya. Tujuan dari tagline ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan pemerintah kepada masyarakat.

Selain itu, ia juga memperkenalkan inovasi seperti "Motabi Kambungu", sebuah model pelayanan publik yang mendekatkan pemerintah dengan masyarakat. Dengan konsep ini, semua layanan pemerintah dikumpulkan di desa-desa, sehingga masyarakat tidak perlu datang ke pusat kota untuk mengajukan permohonan atau mendapatkan informasi.

Keberlanjutan dan Keterbukaan

Thariq menekankan bahwa keberhasilan pemerintahan tidak hanya bergantung pada dirinya, tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat. Ia terbuka terhadap kritik dan masukan dari berbagai kalangan, termasuk dari media sosial. Ia percaya bahwa transparansi dan komunikasi yang baik adalah kunci dalam membangun kepercayaan antara pemerintah dan rakyat.

Ia juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai program pemerintah, seperti penataan kelembagaan koperasi desa dan pengembangan pariwisata. Dengan kerja sama yang baik, ia yakin Gorut dapat berkembang secara berkelanjutan.

Pesan Akhir

Di akhir wawancara, Thariq mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun Gorut. Ia menegaskan bahwa kesuksesan daerah tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat. Ia berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Gorut.