Warga Terjebak 3 Jam di Stasiun Palmerah Akibat Demo 25 Agustus

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Warga Terjebak Akibat Demo di Depan Gedung DPR RI

Warga yang menggunakan KRL Commuter Line mengalami kesulitan dalam pulang setelah adanya aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, pada Senin (25/8/2025). Salah satu pengguna KRL, Isti (22), seorang karyawan swasta, mengalami kendala dalam perjalanan dari Stasiun Palmerah ke Pasar Minggu.

Isti berencana menaiki KRL Commuter Line ke Tanah Abang untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Manggarai dan selanjutnya ke Jakarta Kota-Bogor. Namun, hingga pukul 19.00 WIB, ia masih terjebak di Stasiun Palmerah tanpa kepastian kapan bisa pulang. Ia mengaku menunggu kereta ke arah Tanah Abang selama tiga jam lebih.

Setelah menunggu cukup lama, Isti memutuskan keluar stasiun dan mencari ojek pangkalan menuju Stasiun Karet dengan harga awal Rp 15.000. Ia melakukan ini setelah sebelumnya sulit mendapatkan layanan ojek online selama tiga jam. Awalnya, ia mencoba jalan kaki dari stasiun dan melihat ada ojek yang sedang mangkal. Ia pun mencoba memesan, namun permintaannya ditolak karena khawatir terkena gas air mata di sekitaran Jalan Pejompongan Raya.

Isti akhirnya memberikan tambahan uang hingga Rp 30.000 agar ojek tersebut bersedia mengambil pesanannya. Setelah itu, ia akhirnya tiba di Stasiun Karet sekitar pukul 19.30 WIB untuk menunggu jemputan ke rumah.

Selama perjalanan, Isti menyaksikan massa aksi yang berhamburan di jalan, memanjat pagar di tepi rel kereta, serta terpapar sisa gas air mata. Ia mengatakan bau gas air mata sangat pekat dan membuat matanya perih meskipun sudah menggunakan helm dan masker. Situasi lalu lintas juga menjadi kacau dan padat kendaraan. Motor kesulitan melintasi gang sebagai jalur alternatif, dan Isti baru merasakan jalanan lancar di daerah Kuningan.

Sebelumnya, beredar kabar di media sosial tentang rencana demo 25 Agustus 2025 di Gedung DPR RI. Aksi ini digelar untuk memprotes kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat, salah satunya terkait kenaikan tunjangan bagi anggota DPR RI di tengah kondisi ekonomi negara dan masyarakat yang semakin melemah.

Kabar demo ini tersebar luas melalui berbagai platform media sosial dan disebut bertajuk aksi “Revolusi Rakyat Indonesia”. Masyarakat dari berbagai kalangan terlihat mulai memadati area depan Gerbang DPR RI yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, sejak pagi hari.

Dampak Demo terhadap Transportasi Umum

Aksi demo yang berlangsung di depan Gedung DPR RI tidak hanya mengganggu aktivitas warga biasa, tetapi juga berdampak signifikan pada sistem transportasi umum. Banyak pengguna KRL Commuter Line mengalami penundaan perjalanan dan kesulitan dalam mencari alternatif transportasi.

Banyak pengguna KRL harus mencari cara lain seperti ojek online atau ojek pangkalan untuk bisa sampai ke tujuan. Namun, situasi lalu lintas yang macet dan beberapa titik jalan yang ditutup oleh massa aksi membuat perjalanan menjadi lebih rumit.

Selain itu, banyak pengguna KRL mengeluhkan ketidaknyamanan akibat paparan gas air mata dan bau yang sangat menyengat. Hal ini membuat mereka merasa tidak nyaman dan khawatir akan kesehatan mereka.

Tantangan bagi Pengguna Transportasi Umum

Pengguna transportasi umum seperti KRL Commuter Line menghadapi tantangan besar akibat aksi demo yang berlangsung di sekitar wilayah Jakarta Pusat. Banyak pengguna harus menunggu lama di stasiun dan mencari alternatif transportasi yang tidak selalu tersedia.

Beberapa pengguna bahkan harus mengubah rencana perjalanan mereka dan mencari jalan lain yang lebih aman dan nyaman. Namun, hal ini tidak selalu mudah dilakukan karena banyak jalur yang ditutup atau terganggu oleh aksi demo.

Dalam situasi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mencari informasi terkini mengenai kondisi lalu lintas dan transportasi umum. Selain itu, pengguna transportasi umum juga perlu memiliki rencana cadangan agar dapat menghindari kemacetan dan gangguan lainnya.