
Peran Instrumen Finansial dalam Pembangunan Energi Baru Terbarukan di Indonesia
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Aryo Djojohadikusumo, menyoroti pentingnya penggunaan instrumen finansial inovatif untuk mempercepat pembangunan transmisi listrik energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah penerbitan green bonds oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hal ini disampaikan dalam sebuah forum diskusi yang bertajuk “The Energy We Share”.
Menurut Aryo, tantangan utama dalam pengembangan EBT berada pada investasi jaringan transmisi yang menghubungkan pembangkit dengan pusat beban. Ia menjelaskan bahwa internal rate of return (IRR) untuk pembangunan transmisi saat ini hanya sekitar enam persen, angka yang dinilai terlalu rendah bagi investor swasta. Oleh karena itu, PLN harus menjadi pelaku utama dalam pembangunan jaringan tersebut.
Keuntungan dari Green Bonds
Green bonds adalah instrumen keuangan khusus yang diterbitkan untuk pendanaan proyek ramah lingkungan. Proyek ini mencakup pembangunan pembangkit energi terbarukan, penguatan transmisi hijau, hingga sistem penyimpanan energi. Keunggulan dari green bonds adalah bahwa dana yang terkumpul hanya digunakan untuk proyek hijau, sehingga memberi rasa percaya kepada investor global yang semakin selektif dalam menyalurkan dana.
Dalam konteks Indonesia, green bonds dapat menjadi alat kunci untuk memenuhi kebutuhan pembangunan pembangkit hingga jaringan transmisi yang hampir mencapai Rp3.000 triliun. Selain itu, instrumen ini juga berpotensi meningkatkan kredibilitas transisi energi nasional di mata internasional.
Kolaborasi Swasta dan Pemerintah
Pandangan Aryo didukung oleh SEVP Hukum, Regulasi, dan Kepatuhan PLN, Nurlely Aman. Menurutnya, pembangunan pembangkit hingga jaringan transmisi tidak bisa dilakukan sendiri oleh PLN dan membutuhkan peran aktif dari sektor swasta. RUPTL 2025–2034 menargetkan 76 persen tambahan kapasitas berasal dari energi terbarukan, termasuk penyimpanan energi. Namun, yang menjadi pertanyaan bukanlah apa yang harus dilakukan, tetapi bagaimana mengeksekusinya bersama-sama.
PLN juga mengandalkan kolaborasi internasional serta skema pembiayaan hijau, termasuk transition financing, yang sedang dipersiapkan. Dalam hal ini, Independent Power Producer (IPP) diminta untuk berpartisipasi lebih dari 70 persen dalam memenuhi target pembangkitan listrik.
Tantangan dan Peluang di Wilayah Timur
Dari sisi pelaku usaha, CEO Bosowa Corporindo, Subhan Aksa, menyoroti kebutuhan energi rendah emisi di wilayah Indonesia timur. Pertumbuhan konsumsi energi di Sulawesi Selatan mencapai sembilan persen per tahun, tetapi perubahan iklim menimbulkan tantangan besar. Contohnya, pada 2023, kekeringan ekstrem menyebabkan shortage besar pada PLTA, sehingga beberapa industri harus dikorbankan.
Subhan menekankan bahwa energi terbarukan bukan hanya beban, tetapi juga peluang. Namun, tanpa dukungan regulasi dan pemerintah, swasta sulit berkembang. Bosowa kini berinvestasi dalam energi terbarukan dan penggunaan alternative fuel seperti biomassa guna mendukung transformasi menuju energi yang lebih hijau.
Pengaruh Data Center terhadap Permintaan Energi
Di sektor digital, VP Operations DCI Indonesia, Lucas Adrian, menyoroti lonjakan permintaan energi dari pertumbuhan pesat pusat data (data center). Pertumbuhan data center di Indonesia diperkirakan mencapai compound annual growth rate (CAGR) sekitar 20 persen per tahun dalam 4-5 tahun ke depan. Data center merupakan konsumen listrik yang sangat besar, sehingga pasokan listrik harus selalu stabil untuk menjaga standar service level agreement (SLA).
Forum Diskusi dan Buletin Energi
Energy Insights Forum merupakan forum diskusi bulanan hasil kolaborasi KADIN Bidang ESDM dan news.aiotrade.app. Forum ini dibentuk untuk mendorong ekosistem investasi energi Indonesia yang inklusif, transparan, dan berorientasi ke depan. Ajang ini menjadi platform strategis bagi pemangku kepentingan publik maupun swasta dalam memperkuat kolaborasi menuju transisi energi nasional.
Selain forum, KADIN Bidang ESDM juga menerbitkan Buletin Energi secara rutin setiap bulan. Buletin ini membahas perkembangan regulasi, peluang investasi, dan isu-isu terkini sektor energi dan mineral. Publik dapat mengakses buletin melalui tautan berikut: https://kadinesdm-bulletin.news.aiotrade.app.co.id
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!