
Pendekatan Terpadu dalam Pembangunan Infrastruktur dan Energi
Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan bahwa pembangunan transit oriented development (TOD) menjadi salah satu strategi utama pemerintah dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, TOD mampu menghubungkan hunian yang terjangkau dengan transportasi umum, sehingga tidak hanya mengurangi penggunaan energi tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dalam acara PYC International Energy Conference 2025 di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, AHY menjelaskan bahwa TOD adalah solusi yang efektif untuk menghadapi tantangan mobilitas perkotaan. "Transit oriented development menghubungkan hunian terjangkau dengan transportasi umum, mengurangi kebutuhan energi, dan meningkatkan kualitas hidup," ujarnya.
Perubahan Transportasi Menuju Ramah Lingkungan
Perkembangan infrastruktur transportasi saat ini menunjukkan arah menuju keberlanjutan. Salah satu contohnya adalah penggunaan bus listrik yang mulai mengubah wajah mobilitas perkotaan. Selain itu, kehadiran MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rail Transit), serta kereta cepat semakin memberikan alternatif transportasi yang lebih ramah lingkungan, sekaligus mengurangi kemacetan dan emisi karbon.
Di sektor maritim dan penerbangan, pemerintah juga sedang membangun pelabuhan hijau dan bandara berkelanjutan. Pengembangan fasilitas-fasilitas tersebut didukung oleh energi terbarukan dan sistem yang efisien dalam penggunaan daya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan.
Sementara itu, pada bidang pekerjaan umum, jalan dan bendungan kini dirancang dengan mempertimbangkan ketahanan terhadap perubahan iklim. Desain infrastruktur tidak hanya berfokus pada kapasitas, tetapi juga pada kemampuan untuk bertahan terhadap ancaman lingkungan.
"Kami melihat kemajuan mulai terbentuk di berbagai sektor," kata AHY.
Transisi Energi dan Infrastruktur Berkelanjutan Harus Saling Mendukung
AHY menegaskan bahwa transisi energi dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan harus dilakukan secara bersamaan. Menurutnya, kedua aspek ini saling berkaitan dan harus saling memperkuat agar pertumbuhan ekonomi tidak mengorbankan lingkungan.
"Pendekatan terpadu ini menegaskan prinsip penting, transisi energi dan infrastruktur berkelanjutan harus berkembang bersama," ujar AHY.
Ia menekankan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pengurangan dampak lingkungan. Dengan demikian, kebijakan pembangunan akan selaras dengan tujuan keberlanjutan.
Keberlanjutan sebagai Inti RPJMN 2025-2029
Pemerintah akan menempatkan keberlanjutan sebagai inti dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. AHY menekankan bahwa keberlanjutan akan menjadi dasar dari perencanaan infrastruktur dan investasi publik ke depan.
"Rencana pembangunan jangka menengah nasional kami yang akan datang, RPJMN 2025-2029, menempatkan keberlanjutan di jantung perencanaan infrastruktur dan investasi publik," ujarnya.
Dengan pendekatan ini, pemerintah berkomitmen untuk memastikan bahwa semua proyek pembangunan tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat. Dengan begitu, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!