
Presiden AS Umumkan Investigasi Tarif Besar-besaran untuk Produk Furnitur Impor
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan rencana investigasi terkait penerapan tarif besar-besaran terhadap produk furnitur yang diimpor ke negara tersebut. Langkah ini dianggap sebagai awal dari upaya peningkatan bea masuk pada sektor yang telah terdampak kenaikan harga akibat kebijakan tarif sebelumnya.
Dalam pernyataannya melalui akun Truth Social, Trump menyebutkan bahwa furnitur yang berasal dari luar negeri akan dikenakan tarif dengan besaran yang belum ditentukan. Ia menegaskan bahwa investigasi ini akan selesai dalam waktu 50 hari ke depan, meskipun pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa proses penyelidikan serupa bisa memakan waktu lebih lama.
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa investigasi ini akan dilakukan berdasarkan undang-undang Section 232, yang memungkinkan pemberlakuan tarif baru atas dasar alasan keamanan nasional. Pengumuman ini langsung memberikan dampak pada pasar saham. Saham perusahaan ritel furnitur RH (Restoration Hardware) anjlok sebesar 7,5% pada perdagangan after hours.
Trump menekankan bahwa langkah ini bertujuan untuk mendorong kebangkitan industri furnitur dalam negeri. Ia berharap kebijakan ini akan membawa bisnis furnitur kembali ke beberapa negara bagian seperti North Carolina, South Carolina, dan Michigan, serta wilayah lain di seluruh Amerika Serikat.
Data pemerintah menunjukkan bahwa sektor manufaktur furnitur dan produk kayu yang dulu mempekerjakan sekitar 1,2 juta orang pada tahun 1979, kini hanya memiliki sekitar 340.000 pekerja. Hal ini menunjukkan penurunan signifikan dalam jumlah tenaga kerja di sektor ini.
Menurut laporan Furniture Today, Amerika Serikat mengimpor furnitur senilai US$25,5 miliar pada tahun 2024, meningkat 7% dibanding tahun sebelumnya. Sekitar 60% dari impor tersebut berasal dari Vietnam dan Tiongkok.
Namun, kebijakan ini mendapat kritik dari pelaku industri. American Home Furnishings Alliance (AHFA), sebuah asosiasi yang berbasis di High Point, North Carolina, sebelumnya menentang upaya penerapan tarif baru pada kayu dan furnitur. Dalam komentar mereka kepada Departemen Perdagangan, AHFA menilai tidak ada hubungan rasional antara impor furnitur dengan keamanan nasional.
“Tidak ada jumlah tarif yang mampu mengembalikan industri furnitur AS ke masa jayanya. Sebaliknya, tarif akan merugikan manufaktur yang masih bertahan di dalam negeri,” tulis AHFA dalam pernyataannya.
Kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan para pemangku kepentingan. Sementara pemerintah berusaha melindungi industri dalam negeri, para pelaku usaha mengkhawatirkan dampak negatif dari kenaikan tarif terhadap persaingan dan ekonomi secara keseluruhan. Masa depan sektor furnitur di AS kini menjadi pertanyaan besar bagi banyak pihak.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!