Tren Emisi Surat Utang Kembali Meledak

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Tren Penerbitan Surat Utang di Kalangan Emiten

Beberapa waktu terakhir, tren penerbitan surat utang baik dalam bentuk obligasi maupun sukuk kembali marak dilakukan oleh berbagai emiten di berbagai sektor industri. Hal ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan memilih untuk memperoleh dana tambahan melalui mekanisme pendanaan jangka panjang.

Salah satu contohnya adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yang baru-baru ini mengumumkan rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan I BUMI Tahap II Tahun 2025 dengan jumlah pokok sebesar Rp 721,61 miliar. Dari total dana yang akan diperoleh, sekitar 45,34% akan digunakan untuk kebutuhan pengembangan bisnis perusahaan, termasuk pembayaran kewajiban tahap kedua dari rencana akuisisi Wolfram Limited, sebuah perusahaan tambang tembaga dan emas asal Australia.

Di sisi lain, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) juga baru saja mencatatkan obligasi dan sukuk mudharabah di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai total senilai Rp 3,71 triliun. Dana hasil penerbitan ini akan digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti pemberian pinjaman kepada Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) serta pembayaran lebih awal terhadap fasilitas kredit yang ada.

Sementara itu, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), yang bergerak di sektor properti, juga menerbitkan obligasi dan sukuk dengan nilai pokok masing-masing sebesar Rp 500 miliar. Mayoritas dana tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur di BSD City Tangerang.

Selain itu, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) juga melakukan penerbitan obligasi dengan nilai pokok sebesar Rp 1 triliun. Seluruh dana yang diperoleh akan digunakan sebagai modal kerja untuk kegiatan usaha perusahaan.

Faktor yang Mendorong Ramainya Penerbitan Surat Utang

Menurut Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maxiilianus Nicodemus, ada beberapa faktor yang mendorong meningkatnya aktivitas penerbitan surat utang oleh emiten. Pertama, tingkat suku bunga acuan yang telah menurun, sehingga biaya pembiayaan atau cost of fund yang harus ditanggung oleh emiten menjadi lebih rendah. Kedua, adanya utang yang mendekati jatuh tempo dan memerlukan proses refinancing. Ketiga, kebijakan ekspansi perusahaan yang membutuhkan pendanaan tambahan.

Nico juga menyampaikan bahwa dengan imbal hasil yang relatif rendah saat ini, obligasi akan menjadi salah satu pilihan utama bagi emiten pada akhir tahun ini atau tahun depan.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyetujui pandangan tersebut. Menurutnya, penurunan suku bunga acuan memungkinkan emiten untuk menerbitkan surat utang dengan bunga yang lebih rendah, sehingga tidak memberatkan kondisi keuangan perusahaan. Jika emiten berhasil merealisasikan dana dari penerbitan obligasi, baik untuk ekspansi bisnis maupun refinancing, maka kinerja perusahaan diharapkan dapat meningkat.

Rekomendasi untuk Investor

Investor disarankan tetap memperhatikan kondisi keuangan emiten yang menerbitkan surat utang, termasuk kemampuan mereka dalam melunasi pokok dan bunga surat utang. Nafan merekomendasikan investor untuk mengakumulasi beli saham MYOR dengan target harga Rp 2.720 per saham dan menyarankan tambah (add) saham BUMI dengan target harga Rp 145 per saham.

Di sisi lain, Nico menyarankan investor untuk memperhatikan saham BSDE dan MYOR dengan target harga masing-masing di level Rp 1.150 per saham dan Rp 545 per saham. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pasar sedang dinamis, ada peluang yang bisa dimanfaatkan oleh investor yang cermat.