
Tantangan Penurunan Emisi Karbon di Tengah Berbagai Faktor
China, sebagai salah satu negara dengan emisi karbon terbesar di dunia, terus berupaya menurunkan intensitas emisi karbon. Namun, upaya ini menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks. Dari tensi perdagangan hingga kondisi cuaca dan dampak pandemi Covid-19, berbagai faktor memengaruhi kemampuan China dalam mencapai target-target lingkungan yang telah ditetapkan.
Menteri Ekologi dan Lingkungan China, Huang Runqiu, dalam pidatonya di hadapan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, menyebutkan bahwa pengendalian intensitas emisi lebih sulit dari yang diperkirakan. Meskipun demikian, China telah mencatat peningkatan signifikan dalam penggunaan energi bersih dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini membantu negara tersebut mencapai target 2030 untuk penambahan kapasitas tenaga angin dan surya pada pertengahan 2024.
Pada paruh pertama tahun ini, total emisi nasional China bahkan turun sebesar 1%, menurut laporan Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA). Ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah mulai memberikan hasil. Namun, pencapaian ini masih jauh dari target yang ditetapkan.
Pada 2021, China menetapkan target untuk mengurangi intensitas emisi karbon per unit produk domestik bruto (PDB) sebesar 18% hingga akhir 2025 dibandingkan level 2020. Sayangnya, faktor-faktor seperti meningkatnya konsumsi energi membuat intensitas emisi hanya turun 7,9% hingga akhir 2024, menurut laporan CREA pada April lalu. Angka ini menunjukkan bahwa target jangka pendek masih belum tercapai.
Meskipun sasaran iklim utama China tetap fokus pada target jangka panjang, seperti puncak emisi sebelum 2030 dan net zero pada 2060, metrik intensitas energi dan emisi tetap menjadi indikator kunci untuk tujuan jangka pendek dan menengah. Pemerintah China memahami bahwa pencapaian target jangka panjang tidak bisa dicapai tanpa adanya perbaikan secara bertahap.
Selain itu, China juga telah menetapkan target bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memangkas intensitas emisi sebesar 65% pada 2030 dibandingkan level 2005. Meski total emisi turun 1% pada tahun ini, pencapaian target tersebut membutuhkan komitmen yang lebih ambisius. Menurut CREA, pemangkasan intensitas hingga 22% dalam rencana lima tahun berikutnya yang dijadwalkan rampung pada Maret 2026 akan menjadi langkah penting.
Dalam rangka mencapai target-target ini, China perlu meningkatkan kebijakan dan strategi yang digunakan. Selain itu, kolaborasi antar sektor dan partisipasi masyarakat akan sangat penting dalam mendukung upaya penurunan emisi karbon. Dengan komitmen yang kuat dan inovasi yang terus berkembang, China dapat menjadikan dirinya sebagai contoh bagi negara-negara lain dalam menghadapi perubahan iklim.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!