Tak Bisa Lanjutkan Prestasi STY di Piala Asia U23, Nasib Vanenburg Diuji Timnas Indonesia

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Tak Bisa Lanjutkan Prestasi STY di Piala Asia U23, Nasib Vanenburg Diuji Timnas Indonesia

Nasib Gerald Vanenburg di Timnas U-23 Indonesia Terus Disorot

Kegagalan Timnas U-23 Indonesia dalam memenuhi target untuk melaju ke putaran final Piala Asia U-23 2026 menjadi sorotan utama. Hal ini berdampak langsung pada nasib pelatih asal Belanda, Gerald Vanenburg, yang kini tengah diuji oleh publik dan pengelola sepak bola nasional.

Timnas U-23 Indonesia harus puas dengan empat poin dari tiga pertandingan kualifikasi. Di laga pertama, mereka hanya mampu bermain imbang tanpa gol melawan Laos. Meski pada laga kedua berhasil menang telak 5-0 atas Makau, hasil tersebut tidak cukup untuk mengamankan tiket ke putaran final. Di laga terakhir, Timnas U-23 Indonesia kalah 0-1 dari Korea Selatan, yang akhirnya membuat mereka gagal melangkah lebih jauh.

Pencapaian Shin Tae-yong di Piala Asia U-23 2024 lalu menjadi beban berat bagi Vanenburg. Saat itu, Garuda Muda mampu menembus babak semifinal, bahkan mengalahkan Korea Selatan di perempat final. Namun, dalam dua turnamen pertamanya sebagai pelatih, Vanenburg belum bisa membawa tim mencapai prestasi serupa.

Beban Berat yang Menghimpit

Gerald Vanenburg datang dengan harapan besar dari publik sepak bola Indonesia. Namun, performa tim selama kualifikasi Piala Asia U-23 2026 menunjukkan penurunan signifikan. Lini depan yang sebelumnya tajam kini kesulitan mencetak gol, kecuali saat melawan Makau. Hal ini berbeda dengan edisi sebelumnya, di mana Marselino Ferdinan dan rekan-rekannya mampu mencetak 11 gol dalam dua pertandingan.

Tidak hanya itu, Timnas U-23 Indonesia juga harus puas menjadi runner-up ASEAN Cup U-23 2026 setelah kalah dari Vietnam. Kekalahan ini semakin memperparah tekanan terhadap pelatih dan pengurus PSSI.

Penilaian dan Evaluasi yang Dilakukan

Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, menyatakan bahwa nasib Gerald Vanenburg akan dievaluasi secara menyeluruh. Ia menyerahkan keputusan kepada Alexander Zwiers, Direktur Teknik PSSI yang baru. Dalam pernyataannya, Erick mengatakan bahwa evaluasi akan dilakukan dengan melihat rekaman video pertandingan bersama tim teknis.

Ia juga mengakui bahwa kekalahan dari Korea Selatan merupakan hasil yang kurang memuaskan. Namun, ia menegaskan bahwa tim lawan memang memiliki kualitas yang baik. Meski begitu, ia tetap menilai bahwa ada hal-hal yang perlu diperbaiki.

Alasan yang Diajukan oleh Vanenburg

Di sisi lain, Gerald Vanenburg memberikan alasan-alasan yang ia anggap menjadi penyebab kegagalannya. Salah satunya adalah perbedaan komposisi pemain antara era Shin Tae-yong dan masa kepelatihannya. Ia menyebutkan bahwa di bawah Shin Tae-yong, banyak pemain berkualitas seperti Marselino Ferdinan dan Ivar Jenner yang turut serta dalam persiapan.

Vanenburg juga mengungkapkan bahwa durasi persiapan timnya untuk kualifikasi Piala Asia U-23 2026 terlalu singkat dibandingkan dengan persiapan yang dilakukan Shin Tae-yong. Ia menyatakan bahwa pemain-pemain di era Shin Tae-yong memiliki waktu latihan yang lebih panjang, hingga dua atau tiga bulan, sedangkan dirinya hanya memiliki waktu lima hari.

Meski demikian, banyak pihak masih merasa bahwa alasan-alasan tersebut tidak sepenuhnya dapat dibenarkan. Karena, meskipun Shin Tae-yong juga mempersiapkan tim dalam waktu yang terbatas, ia mampu mencapai pencapaian yang luar biasa. Oleh karena itu, banyak harapan besar tetap ditujukan kepada Vanenburg untuk segera membuktikan kemampuannya.