
Undangan Rapat Persiapan Pernikahan Putri Kepala BNPB Mencuri Perhatian
Sebuah surat undangan yang berkop Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Surat tersebut menyebutkan agenda rapat persiapan pelaksanaan pernikahan putri dari seorang pejabat tinggi di lembaga tersebut. Undangan dengan nomor Und-402/SU/PR.01.03/08/2025 ini ditandatangani oleh Sekretaris Utama BNPB, Rustian, pada Senin, 11 Agustus 2025.
Rustian juga tercantum sebagai pimpinan rapat yang digelar untuk membahas persiapan acara pernikahan putri dari Kepala BNPB. Selain menggunakan kop resmi BNPB, kegiatan rapat ini dilaksanakan di ruang rapat Aula Sutopo Purwo Nugroho, Graha BNPB, Jakarta Timur. Dalam surat tersebut, disampaikan pesan penting agar para peserta hadir 30 menit lebih awal dan tidak diwakilkan.
Menurut informasi yang diperoleh, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, membenarkan adanya surat undangan tersebut. Ia mengatakan bahwa rapat ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada keluarga Kepala BNPB. Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci mengapa undangan yang bersifat pribadi ini menggunakan kop lembaga.
Menurut Abdul, undangan tersebut ditujukan kepada staf BNPB dan TNI, yang merupakan teman seangkatan dari Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto. Ia menegaskan bahwa rapat ini merupakan bentuk dukungan dari staf dan kolega pemimpin BNPB dari militer. "Ini adalah bentuk dukungan kami, paling tidak dukungan tenaga untuk membantu acara tersebut. Tidak ada atensi khusus," ujarnya saat dihubungi.
Ia juga menjelaskan bahwa rapat yang diadakan di gedung BNPB tidak menggunakan anggaran lembaga. Pembahasan dalam rapat hanya terkait dengan bentuk dukungan dari para staf untuk menyukseskan acara pernikahan putri Kepala BNPB Suharyanto. "Rapatnya juga setelah jam kantor. Kami sukarela membantu tenaga untuk acara Kepala BNPB," tambahnya.
Dalam surat undangan tersebut, disebutkan bahwa rapat akan digelar pada Rabu, 13 Agustus 2025, mulai pukul 15.30 hingga selesai. Hingga saat ini, belum dapat dihubungi Kepala BNPB Suharyanto. Nomor telepon yang tercantum dalam surat undangan juga belum merespons pertanyaan yang diajukan.
Kejadian ini menimbulkan banyak tanya di kalangan publik. Bagaimana mungkin sebuah acara pribadi seperti pernikahan putri pejabat menggunakan kop lembaga? Apakah hal ini bisa dianggap sebagai penggunaan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi? Pertanyaan-pertanyaan ini masih harus dijawab oleh pihak terkait.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!