
Bahaya Minum Teh Setelah Makan Berat
Banyak orang memiliki kebiasaan menutup sesi makan besar dengan segelas teh. Hal ini dianggap sebagai cara yang menyegarkan dan menghibur. Namun, kebiasaan ini sebenarnya bisa berdampak negatif terhadap kesehatan jika dilakukan secara terus-menerus dalam jangka panjang.
Teh memang dikenal sebagai minuman yang kaya akan manfaat, karena mengandung antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Banyak orang memilih teh sebagai teman untuk sarapan, makan siang, atau makan malam. Namun, di balik manfaatnya, ada sisi lain yang perlu diperhatikan. Jika diminum pada waktu yang tidak tepat, teh dapat mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
Berikut adalah beberapa dampak negatif yang bisa terjadi jika Anda minum teh segera setelah makan berat:
1. Penyerapan Zat Besi Terhambat
Penelitian yang berjudul Effect of Tea and Other Dietary Factors on Iron Absorption menjelaskan bahwa kandungan asam fitat dalam teh dapat mengganggu proses penyerapan zat gizi oleh tubuh. Interaksi antara asam fitat pada teh disebut dapat menghambat penyerapan zat besi (Fe), seng (Zn), dan magnesium (Mg). Akibatnya, tubuh tidak akan mendapatkan nutrisi yang seharusnya.
Lebih baik mengonsumsi air mineral daripada teh, karena air terbukti membantu proses pencernaan. Selain itu, tubuh membutuhkan air sebanyak 8 liter per hari. Pastikan kebutuhan air harian Anda tercukupi.
2. Risiko Terkena Anemia
Jika penyerapan zat besi terganggu dalam jangka panjang, risiko terkena anemia meningkat. Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah. Akibatnya, tubuh akan mudah lemas, capek, dan tampak pucat. Hal ini terjadi karena distribusi oksigen ke seluruh tubuh menjadi lemah akibat jumlah sel darah merah yang kurang.
3. Meningkatkan Produksi Asam Lambung
Studi yang berjudul Association Between Tea Consumption and Gastroesophageal Reflux Disease menyatakan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara konsumsi teh dan risiko GERD secara keseluruhan. Namun, beberapa penelitian subkelompok menduga bahwa kandungan kafein dalam teh dapat menjadi faktor pemicu produksi asam lambung berlebih. Hal ini bisa menyebabkan masalah pencernaan seperti GERD.
4. Memicu Konstipasi
Senyawa tanin dalam teh memiliki sifat antidiare, yang bekerja dengan mengumpulkan protein di sekitarnya dan mengurai sekresi cairan di usus. Kandungan zat tersebut dikhawatirkan bisa menyebabkan konstipasi. Apalagi jika teh diminum saat perut masih penuh, risiko sembelit akan semakin tinggi.
Waktu yang Tepat untuk Minum Teh
Minum teh setelah makan tidak sepenuhnya dilarang, asalkan diberi jeda sekitar 30 menit hingga 2 jam agar makanan telah selesai dicerna. Jenis makanan juga memengaruhi, misalnya jika Anda makan daging, sebaiknya hindari minum teh langsung setelahnya.
Daging mengandung banyak protein hewani dan zat besi. Minum teh setelah makan daging dapat menghambat proses penyerapan nutrisi, sehingga tubuh tidak mendapatkan manfaat dari makanan tersebut.
Hindari minum teh sebelum tidur, karena kandungan kafein dalam teh dapat meningkatkan kewaspadaan sistem otak. Sebaiknya, teh dikonsumsi pada sore hari dalam suasana yang santai. Teh hijau lebih direkomendasikan oleh banyak ahli karena diyakini dapat melancarkan pencernaan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!