
Aksi Massa Buruh di Jakarta Pusat
Massa buruh yang tergabung dalam Forum Urun Rembug Nasional Serikat Pekerja–Serikat Buruh menggelar aksi demonstrasi di Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Rabu (10/9/2025). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk perjuangan untuk menyampaikan berbagai tuntutan yang dianggap penting bagi kesejahteraan pekerja dan rakyat.
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa massa buruh melakukan long march dari depan Menara Thamrin menuju Silang Selatan Monas. Mereka membawa satu spanduk besar bertuliskan “10 Tuntutan Forum Urun Rembug Nasional Serikat Pekerja–Serikat Buruh” dan dikawal dua mobil komando yang dilengkapi pengeras suara. Jumlah peserta diperkirakan mencapai 500 orang. Mereka tampak mengenakan atribut serikat pekerja, membawa bendera organisasi buruh, serta mengibarkan bendera Merah Putih.
10 Tuntutan Utama Buruh
Dalam aksi tersebut, massa mengusung sepuluh tuntutan utama yang mereka sebut sebagai agenda perjuangan buruh dan rakyat. Spanduk besar berwarna putih yang dibawa oleh massa menampilkan daftar tuntutan tersebut, antara lain:
- Reformasi total lembaga negara yang dinilai sarat birokrasi dan jauh dari kepentingan rakyat, mulai dari DPR/DPRD, Polri, TNI, Kejaksaan Agung, MK, MA, dan Mahkamah Konstitusi agar lebih transparan dan berpihak kepada rakyat.
- Pecat anggota DPR dan RI yang dianggap mengkhianati mandat rakyat.
- Reshuffle total Kabinet Merah Putih yang dinilai gagal bekerja.
- Hentikan kekerasan aparat terhadap demonstran, mahasiswa, serta aktivis.
- Hapuskan pajak yang membebani rakyat kecil, termasuk pungutan dari korporasi pengelola sumber daya alam.
- Turunkan harga sembako, listrik, dan BBM demi meringankan beban rakyat kecil.
- Sahkan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang benar-benar melindungi hak buruh dan pekerja.
- Reformasi upah minimum, dengan standar pendapatan layak sebesar Rp 7,1 juta per bulan.
- Reformasi jaminan sosial, menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan, serta mewujudkan jaminan sosial gratis dan universal.
- Hentikan program kerja eksploitatif terhadap pekerja rentan, seperti outsourcing, pelanggaran jam kerja, dan perlindungan terhadap PHK serta pensiun.
- Bebaskan dunia usaha dari pungli, serta ciptakan iklim usaha yang kondusif dan adil bagi pekerja, termasuk menolak upah murah.
Di bagian bawah spanduk, massa juga menyelipkan seruan besar: “Bangkit, Bergerak, Hancurkan Tirani.”
Audiensi Tiga Jam di Istana
Sekitar pukul 15.00 WIB, sebanyak 20 perwakilan buruh diterima untuk melakukan audiensi di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan berlangsung tertutup hingga pukul 18.00 WIB. Kapolsek Gambir Kompol Rezeki Respati menyebutkan bahwa audiensi berjalan cukup panjang. Ia mengatakan bahwa audiensi berlangsung selama tiga jam.
Koordinator Lapangan Forum Urun Rembug, Ajat Sudrajat, kemudian menyampaikan hasil pembahasan kepada massa melalui mobil komando. Ajat menyatakan bahwa sejumlah usulan yang diajukan diapresiasi oleh pihak Istana. Bahkan, Sekretariat Negara disebut akan memfasilitasi undangan lanjutan untuk pembahasan bersama kementerian terkait.
“Istana membuka ruang untuk pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Hukum dan HAM, serta Komisi III DPR RI,” jelas Ajat.
Selain isu ketenagakerjaan umum, Ajat menambahkan bahwa pekerja ojek online (ojol) yang turut hadir juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Mereka sempat berdiskusi dengan Menteri UMKM Maman Abdurrahman serta Wakil Menteri Sekretaris Negara, Juri Ardiantoro.
Hasil Pertemuan dan Kelanjutan Aksi
Ajat menyebut pembahasan yang berlangsung di Istana cukup konstruktif, khususnya terkait perlindungan buruh dan pekerja rentan. Ia menekankan bahwa pembahasan teknis akan berlanjut dalam forum resmi lintas kementerian.
“Kami berharap Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Perhubungan bisa duduk bersama membicarakan perlindungan bagi pekerja ojol, termasuk hak dan kepastian hukum mereka,” ujar Ajat.
Selain perwakilan buruh, mahasiswa yang ikut aksi juga sempat menyampaikan sejumlah temuan yang akan ditindaklanjuti. Meski mengapresiasi respons Istana, Ajat menegaskan bahwa perjuangan tidak akan berhenti.
“Ini bukan lip service. Aksi akan terus berlanjut dengan skala yang lebih besar,” katanya, disambut sorak-sorai massa aksi.
Sekitar pukul 18.10 WIB, massa aksi mulai membubarkan diri secara tertib. Petugas PPSU DKI Jakarta tampak membersihkan lokasi dari sampah makanan dan minuman sisa aksi. Sementara itu, polisi kembali membuka arus lalu lintas di Jalan Merdeka Selatan menuju Gambir yang sebelumnya ditutup selama demonstrasi berlangsung.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!