Rupiah Naik Seminggu, Ini Perkiraan Pekan Depan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Rupiah Mengalami Penguatan dalam Sepekan

Rupiah mengalami penguatan dalam sepekan terakhir, didorong oleh faktor-faktor global dan domestik yang saling seimbang. Beberapa peristiwa penting seperti pergantian menteri keuangan hingga ekspektasi kebijakan The Fed turut memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.

Berdasarkan data dari Bloomberg, pada perdagangan Jumat (12/9/2025), rupiah spot ditutup di posisi Rp 16.375 per dolar AS. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 0,53% dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, rupiah telah menguat sebesar 0,35% dari posisi Rp 16.433 pekan lalu.

Sementara itu, berdasarkan data Jisdor BI, rupiah ditutup di level Rp 16.391 per dolar AS atau menguat 0,47% dari perdagangan sebelumnya. Dalam satu minggu, rupiah juga mengalami penguatan sebesar 0,29%.

Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa dalam sepekan terakhir, rupiah mengalami fluktuasi yang cukup tinggi. Meskipun rupiah sempat menguat sebagai respons terhadap data pekerjaan AS yang lemah, kemudian kembali melemah akibat penggantian menteri keuangan Sri Mulyani.

“Setelah itu, rupiah kembali menguat karena data ekonomi AS lainnya seperti PPI, CPI, dan klaim pengangguran yang dinilai meningkatkan prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed,” jelas Lukman kepada media.

Selain itu, dari sisi domestik, data penjualan ritel Indonesia bulan Juli menunjukkan pertumbuhan yang cukup besar dan lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini turut mendukung penguatan rupiah.

Lukman menilai bahwa investor akan fokus pada beberapa pertemuan bank sentral, termasuk RDGBI dan FOMC The Fed. Ia memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga, sedangkan The Fed hampir dipastikan akan melakukan pemangkasan suku bunga.

Menurut analisisnya, pidato Ketua The Fed Jerome Powell cenderung dovish mengingat data pekerjaan AS yang semakin melemah. “Dengan demikian, rupiah memiliki potensi untuk terus menguat,” tambah Lukman.

Untuk pekan depan, Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang antara Rp 16.250 hingga Rp 16.500 per dolar AS. Pergerakan ini akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun luar negeri. Investor dan pelaku pasar perlu tetap waspada terhadap perkembangan terbaru yang dapat memengaruhi stabilitas nilai tukar rupiah.