Pendanaan Startup Asia Tenggara Merosot ke Titik Terendah dalam 6 Tahun Terakhir

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penurunan Pendanaan Startup di Asia Tenggara

Pendanaan untuk startup di Asia Tenggara mengalami penurunan signifikan pada paruh pertama 2025, mencapai level terendah dalam enam tahun terakhir. Meskipun ada sedikit perbaikan pada kuartal kedua, tren jangka panjang menunjukkan pelemahan yang cukup tajam sejak puncaknya pada 2021.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa hanya 229 kesepakatan ekuitas tercatat dengan total pendanaan sebesar US$ 1,85 miliar atau sekitar Rp 30,3 triliun selama semester pertama tahun ini. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan paruh kedua 2021, ketika pendanaan mencapai US$ 13,84 miliar atau sekitar Rp 226,8 triliun dari 529 transaksi. Itu menjadi titik tertinggi dalam enam tahun terakhir.

Setelah mencapai puncak pada 2021, pendanaan terus mengalami penurunan akibat berbagai faktor seperti tekanan ekonomi global, ketidakpastian geopolitik, dan meningkatnya tuntutan tata kelola perusahaan. Volume transaksi yang sebelumnya mencapai ratusan, kini turun lebih dari separuh.

Meski tren keseluruhan menunjukkan kelesuan, ada sedikit stabilisasi pada kuartal II 2025. Nilai pendanaan naik menjadi US$ 1,28 miliar atau sekitar Rp 20,9 triliun, yang merupakan dua kali lipat dari kuartal sebelumnya yang hanya US$ 570 juta. Kenaikan ini bukan karena jumlah transaksi bertambah, melainkan karena investor memberikan dana yang lebih besar kepada startup dengan prospek jelas menuju profitabilitas.

Menurut laporan tersebut, pasar sedang melakukan recalibrating, bukan runtuh. Investor kini lebih berhati-hati dan hanya menempatkan modal pada perusahaan dengan fundamental kuat dan jalur monetisasi yang nyata.

Penurunan Pendanaan Tahap Awal

Kemunduran paling jelas tercatat pada pendanaan tahap awal, di mana investor menunjukkan toleransi risiko tertinggi. Berdasarkan data, kesepakatan hingga Seri B turun menjadi hanya 219 kesepakatan di paruh pertama tahun 2025. Angka ini menurun 15,4% dari enam bulan sebelumnya dan 38% dari tahun ke tahun.

Hasil pendanaan tahap awal hanya berjumlah US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 18 triliun. Angka ini 30% lebih rendah dari tahun sebelumnya dan hanya seperempat dari pencapaian pada masa puncak pendanaan di paruh pertama tahun 2022.

Pendanaan Tahap Akhir Menunjukkan Stabilitas

Sementara itu, pendanaan tahap akhir atau late stage deal menunjukkan tren bertahan lebih baik. Kesepakatan Seri C sempat merosot tajam hingga 9 transaksi di H2 2024, namun sedikit naik menjadi 10 transaksi di H1 2025. Modal yang dikumpulkan dari putaran pendanaan tahap akhir naik 69,7% menjadi US$ 756 juta atau sekitar Rp 12,3 triliun.

Unicorn Baru Tetap Bermunculan

Meski pendanaan startup melambat, beberapa kesepakatan besar tetap terjadi. Ashita Group dari Malaysia mendapat dana sebesar US$ 155 juta dan resmi menyandang status unicorn menjelang ekspansi dan rencana IPO. Di Singapura, Thunes meraih dana sebesar US$ 150 juta dengan valuasi US$ 1,42 miliar atau sekitar Rp 23,2 triliun. Selain itu, Sygnum, bank aset digital yang berbasis di Singapura dan Swiss, memperoleh dana sebesar US$ 58 juta atau sekitar Rp 950 miliar pada Januari 2025.

Secara keseluruhan, laporan tersebut mencatat bahwa 58 perusahaan di Asia Tenggara kini sudah menembus valuasi di atas US$ 1 miliar. Ini menunjukkan bahwa meskipun pendanaan secara keseluruhan mengalami penurunan, masih ada peluang bagi startup yang memiliki strategi bisnis yang kuat dan potensi pertumbuhan yang tinggi.