
Transformasi Digital yang Konsisten di Tengah Tantangan Ekonomi
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukkan komitmennya dalam menjalani transformasi digital, meskipun menghadapi berbagai tantangan ekonomi global dan dinamika industri telekomunikasi. Dalam acara Public Expose (Pubex) 2025 yang diselenggarakan secara daring pada Kamis (12/9), manajemen perusahaan memaparkan capaian kinerja semester pertama sekaligus strategi jangka panjang untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan.
Wakil Direktur Utama Telkom, Muhammad Awaluddin, menjelaskan bahwa transformasi perseroan dilakukan melalui empat pilar utama. Pertama, optimalisasi portofolio infrastruktur digital. Kedua, konsolidasi bisnis untuk memperkuat posisi sebagai strategic holding. Ketiga, peningkatan keunggulan operasional dan layanan. Keempat, penguatan tata kelola dan efisiensi modal. Langkah-langkah ini menjadi fondasi untuk menciptakan nilai jangka panjang di tengah percepatan ekonomi digital.
Salah satu fokus utama adalah pengembangan Infranexia, yang merupakan identitas komersial dari InfraCo. InfraCo bertugas mengelola aset fiber nasional. Tingkat utilisasi jaringan baru saat ini mencapai sekitar 40 persen, yang memberikan ruang besar untuk ekspansi layanan. Menurut Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji, Infranexia bukan hanya sekadar aset infrastruktur, tetapi juga platform pertumbuhan yang penting bagi program fiberisasi Indonesia.
Selain itu, Telkomsel sedang memperkuat strategi Fixed Mobile Convergence (FMC) untuk mengintegrasikan layanan mobile broadband dan fixed broadband. Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Telkomsel, Daru Mulyawan, menyampaikan bahwa penetrasi fixed broadband (FBB) masih rendah, hanya sekitar 16–17 persen. Tahun ini, Telkomsel menargetkan tambahan 800 ribu hingga 1 juta pelanggan baru. Hingga Juni 2025, perusahaan telah berhasil menambah sekitar 449 ribu pelanggan, sehingga total pelanggan mencapai 10 juta.
Dari sisi kinerja keuangan, Direktur Wholesale & International Service Telkom, Honesti Basyir, melaporkan pendapatan semester I 2025 sebesar Rp73 triliun, yang turun 3 persen dibanding periode sama tahun lalu. Penurunan ini dipicu oleh pelemahan makroekonomi dan pergeseran strategi dari volume ke kualitas. Namun, profitabilitas tetap terjaga dengan EBITDA sebesar Rp36,1 triliun (margin 49,5 persen) dan laba bersih Rp11 triliun (margin 15 persen).
Belanja modal tercatat sebesar 13 persen dari pendapatan, lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 15,5 persen, sebagai hasil efisiensi tanpa mengurangi kualitas layanan. Honesti menyatakan bahwa transformasi yang dijalankan berada di jalur tepat untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang, menjaga profitabilitas, sekaligus memberi layanan terbaik bagi masyarakat.
Transformasi Telkom mencerminkan dinamika baru sektor telekomunikasi di Indonesia: bukan hanya soal memperluas jangkauan layanan, tetapi juga bagaimana operator memaksimalkan aset digital, mengintegrasikan layanan, dan tetap menjaga kesehatan keuangan di tengah iklim ekonomi yang penuh ketidakpastian. Dengan strategi yang matang dan komitmen yang kuat, Telkom terus berupaya untuk menjadi pemimpin dalam transformasi digital di Indonesia.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!