Presiden Korea Selatan Bertemu PM Jepang di Tokyo Bahas Kerja Sama

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Presiden Korea Selatan Berada di Tokyo untuk Memperkuat Hubungan dengan Jepang

Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, tiba di Tokyo pada hari Sabtu (23/8/2025) untuk menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba. Pertemuan yang berlangsung selama dua jam ini terjadi di kediaman resmi Ishiba dan menjadi kunjungan pertama Lee ke Jepang sejak ia dilantik sebagai presiden pada Juni 2025. Agenda utama dalam pertemuan ini mencakup kerja sama keamanan dan ekonomi, menjelang rencana Lee untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pekan depan.

Dalam wawancara dengan beberapa media seperti Asahi Shimbun, Mainichi Shimbun, Nikkei, dan Sankei Shimbun, Lee menyampaikan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hubungan antara Korea Selatan dan Jepang. Ia menekankan bahwa hubungan antara dua negara tersebut memiliki aspek konfrontasi, kerja sama, dan toleransi bersama. Yang paling penting adalah mengidentifikasi elemen-elemen yang saling menguntungkan tanpa membuang nilai-nilai positif hanya karena adanya aspek negatif.

Kerja Sama Bilateral Diperluas Hingga Aliansi Trilateral

Kunjungan Lee ke Tokyo terjadi tepat pada perayaan 60 tahun hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Jepang. Ia menyebut kesempatan ini sebagai peluang untuk membangun kemitraan yang lebih progresif. Dalam pertemuan tersebut, Lee dan Ishiba sepakat untuk membangun siklus positif, di mana hubungan bilateral yang lebih baik dapat memperkuat kerja sama trilateral dengan AS.

Kedua pemimpin berkomitmen untuk menghadapi tantangan bersama, termasuk program nuklir Korea Utara dan perkembangan teknologi AI. Mereka juga merencanakan kerangka konsultasi reguler serta menyiapkan pernyataan bersama yang akan menjadi yang pertama sejak 17 tahun terakhir. Ishiba menekankan bahwa stabilitas hubungan sangat penting bagi kawasan, tidak hanya bagi kedua negara tetapi juga bagi wilayah Asia Timur.

Langkah ini merupakan kelanjutan dari upaya-upaya sebelumnya oleh mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, dan mantan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, yang berusaha memperbaiki hubungan yang sempat tegang akibat sengketa sejarah. Hal ini dilakukan dalam kerangka kerja trilateral yang dibangun bersama mantan Presiden AS, Joe Biden.

Sensitivitas Sejarah Tetap Jadi Tantangan Diplomasi

Alih-alih langsung menuju Washington, Lee memilih Tokyo sebagai tujuan lawatan luar negeri besar pertamanya. Keputusan ini dinilai mencerminkan peran penting Jepang di tengah perubahan keamanan di Asia Timur. Ekonom Bloomberg, Adam Farrar, menilai langkah ini memberi Lee kesempatan untuk belajar dari pengalaman Ishiba yang sering bertemu dan berkomunikasi dengan Trump.

Lee, seorang politikus liberal yang terpilih setelah pemakzulan Yoon, sebelumnya kerap mengkritik Jepang. Namun, dalam pidato Hari Kemerdekaan Agustus 2025, ia menyebut Jepang sebagai mitra yang sangat diperlukan. Ia juga menegaskan akan menghormati kesepakatan lama terkait isu perempuan penghibur dan pekerja paksa, sebagaimana disampaikan dalam wawancara dengan Yomiuri.

Meski begitu, ketegangan masih tersisa. Pemerintah Korea Selatan baru-baru ini menyampaikan kekecewaan atas kunjungan pejabat Jepang ke kuil di Tokyo yang dianggap sebagai simbol agresi perang.

Ekonomi dan Agenda Pertemuan Berikutnya

Sebagai langkah mempererat hubungan masyarakat, kedua negara sepakat memperluas program working holiday yang memungkinkan warga negara mereka tinggal dan bekerja hingga satu tahun. Saat ini, Jepang membatasi peserta dari Korea Selatan hanya 10 ribu visa per tahun, tetapi aturan baru bisa berlaku mulai Oktober 2025.

Pada hari Minggu (24/8), Lee dijadwalkan bertemu sejumlah anggota parlemen Jepang sebelum berangkat ke Washington untuk bertemu Trump pada Senin (25/8). Pertemuan ini akan membahas isu keamanan regional, termasuk China dan Korea Utara, serta dukungan finansial Seoul bagi 80 ribu tentara, kapal perang, dan pesawat AS yang ditempatkan di Korea Selatan dan Jepang. Selain itu, kedua negara juga menyelaraskan kebijakan tarif 15 persen terhadap impor dari AS, sebagai respons atas ancaman Trump menaikkan bea masuk.

Bagi Ishiba, kesuksesan pertemuan ini penting untuk memperkuat posisinya di dalam partai yang sempat terguncang setelah kekalahan dalam pemilu terakhir. Dukungan dari parlemen dipandang krusial untuk meneguhkan kepemimpinannya.