
Kecurigaan Keluarga terhadap Malpraktik di RSUD Bojonegoro
Duwi Pertiwi, seorang pasien asal Tuban berusia 24 tahun, mengalami luka serius di kaki kirinya setelah menjalani operasi tulang punggung di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran besar bagi keluarga dan memicu dugaan adanya malpraktik dalam pelayanan medis yang diberikan.
Awalnya, Duwi menjalani tindakan operasi pada 12 Agustus 2025 karena menderita sakit punggung. Namun, setelah operasi selesai, keluarga mendapati adanya luka besar di lutut kaki kirinya yang memerlukan lebih dari 30 jahitan. Hal ini membuat mereka bingung dan heran, karena operasi dilakukan di bagian punggung, bukan di kaki.
Perwakilan keluarga, Yudi, mengungkapkan bahwa awalnya pihak rumah sakit tidak memberikan penjelasan yang jelas tentang kondisi Duwi. Keluarga sempat merasa bingung karena penyakit yang dioperasi tidak berkaitan dengan luka di kaki. Setelah beberapa kali meminta klarifikasi, akhirnya pihak rumah sakit memberi jawaban.
Menurut informasi dari RSUD Bojonegoro, luka tersebut disebabkan oleh gangguan pada alat medis yang digunakan selama proses operasi. Alat yang dikenal sebagai ground cutter mengalami konsleting, sehingga menyebabkan luka bakar di kaki korban. Meski demikian, keluarga tetap merasa tidak puas dengan respons yang diberikan oleh rumah sakit.
Yudi menyayangkan kurangnya transparansi dari pihak rumah sakit. Menurutnya, selama 19 hari setelah kejadian, keluarga tidak mendapatkan respon yang memadai. Baru pada 31 Agustus 2025, pihak rumah sakit akhirnya memberikan penjelasan. Keluarga berharap agar pihak rumah sakit bertanggung jawab sepenuhnya atas kejadian ini dan memberikan penggantian kerugian yang timbul.
Keluarga juga mengancam akan membawa kasus ini ke ranah hukum jika tidak ada upaya penyelesaian yang baik dari pihak rumah sakit. Mereka berharap agar kejadian serupa tidak terulang dan menjadi evaluasi untuk meningkatkan kualitas layanan medis.
Duwi sendiri mengaku terkejut dengan apa yang dialaminya. Ia tidak merasakan apapun saat operasi berlangsung karena mengalami anestesi total. Setelah bangun, ia merasa ada yang tidak wajar di kakinya. Saat digerakkan, ia merasakan nyeri hebat dan harus diperban. Perawat hanya memberi tahu bahwa lukanya cukup dalam dan perlu dijahit.
Setelah efek bius hilang, rasa sakit yang dirasakan sangat parah. Bahkan, saat pulang dari rumah sakit, Duwi masih merasakan panas dan perih di area luka. Akibat luka yang serius, ia kini harus menggunakan alat bantu berjalan untuk beraktivitas sehari-hari.
Harapan terbesar Duwi adalah semoga kondisinya segera membaik dan kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Ia berharap tidak ada orang lain yang mengalami nasib serupa.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis, pihak RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro belum memberikan pernyataan resmi terkait kejadian ini. Upaya konfirmasi yang dilakukan oleh media lokal belum mendapatkan respons yang memadai.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!