Pidato Prabowo di PBB Diharapkan Tingkatkan Investasi Hijau

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Presiden Prabowo Subianto akan Hadir dalam Sidang Umum PBB ke-80

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, akan berpidato dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 yang akan digelar di New York, Amerika Serikat pada 23 September 2025. Kehadiran Indonesia dalam forum internasional ini dianggap sebagai kesempatan strategis untuk memperkuat posisi negara di kancah global. Banyak ekonom menilai bahwa partisipasi Indonesia dalam acara tersebut bisa membuka peluang ekonomi baru.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, mengatakan bahwa manfaat ekonomi langsung dari Sidang Umum PBB tidak akan dirasakan segera oleh Indonesia. Namun, ia menilai bahwa Prabowo dapat memanfaatkan momentum ini untuk membangun keyakinan para pemimpin negara dan investor bahwa Indonesia adalah tempat yang aman bagi investasi. Terlebih setelah proses demokrasi politik yang sempat terganggu akhir-akhir ini.

“Prabowo bisa membuat keyakinan para kepala negara lain plus investor yang hadir bahwa Indonesia adalah negara yang aman buat investasi,” ujar Tauhid. Ia juga menekankan pentingnya respons Indonesia terhadap kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump. Menurutnya, kondisi global saat ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan tersebut, sehingga Indonesia perlu menunjukkan kesiapan dalam meresponsnya.

Tauhid menjelaskan bahwa negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, akan terdampak oleh kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh Trump. Contohnya, Indonesia dikenakan tarif hingga 19%. Meskipun begitu, ia menilai bahwa Indonesia tetap harus menyampaikan protes karena kebijakan ini dapat menciptakan instabilitas global dan menurunkan pertumbuhan ekonomi dunia dalam satu hingga dua tahun mendatang.

Selain itu, Tauhid menekankan pentingnya menunjukkan bahwa stabilitas makroekonomi Indonesia tetap terjaga di bawah pemerintahan Prabowo. Dengan demikian, dunia akan melihat bahwa Indonesia tetap sejalan dengan isu stabilitas makroekonomi global.

Meningkatkan Minat Investasi Melalui Forum Internasional

Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, menilai bahwa sesi ke-80 Majelis Umum PBB atau United Nations General Assembly (UNGA-80) bisa menjadi panggung diplomasi yang sarat dengan pertemuan bilateral. Ia menilai bahwa Prabowo dapat memanfaatkan momentum ini untuk menawarkan berbagai proyek investasi, mulai dari hilirisasi mineral hingga pengembangan kawasan industri hijau.

Syafruddin menekankan bahwa kesempatan ini bisa digunakan untuk menurunkan persepsi risiko Indonesia. Dengan begitu, Indonesia bisa membuka akses pendanaan murah bagi agenda transisi energi, infrastruktur, kesehatan, dan ketahanan pangan.

Menurutnya, kredibilitas dan eksposur positif di forum tersebut berpotensi meningkatkan selera risiko pasar terhadap Indonesia. Hal ini dapat memudahkan negosiasi pembiayaan iklim sekaligus mendorong arus modal jangka panjang.

Urutan Pidato di Sidang Umum PBB

Sidang Umum PBB pada 23 September 2025 menjadi momen penting karena berisi debat umum bagi seluruh kepala negara dan pemerintahan dari 193 negara anggota. Tradisi telah menetapkan bahwa Brasil selalu menjadi negara pertama yang berpidato. Tradisi ini berawal dari masa-masa awal berdirinya PBB, ketika perwakilan Brasil selalu bersedia berbicara lebih dulu saat negara lain enggan melakukannya.

Sebagai tuan rumah markas besar PBB di New York, Amerika Serikat mendapat giliran kedua untuk menyampaikan pidato. Setelah itu, daftar pembicara disusun berdasarkan hierarki serta urutan kehadiran. Umumnya, kepala negara berbicara lebih dahulu, kemudian disusul wakil kepala negara atau putra mahkota, kepala pemerintahan, menteri, hingga kepala delegasi berpangkat lebih rendah.

Prabowo dijadwalkan berpidato setelah Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kehadiran Presiden Prabowo dalam forum ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap citra Indonesia di mata dunia.