
Kemungkinan Pemangkasan Suku Bunga oleh The Fed di Tengah Perubahan Kondisi Pasar Tenaga Kerja
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memberikan sinyal bahwa bank sentral AS mungkin akan memangkas suku bunga dalam rapat dewan gubernur bulan September 2025. Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya risiko di pasar tenaga kerja, meskipun kekhawatiran terhadap inflasi masih menjadi perhatian utama.
Dalam pidatinya pada simposium ekonomi di Jackson Hole, Wyoming, Powell menyampaikan bahwa stabilitas tingkat pengangguran dan indikator lainnya memberi ruang bagi bank sentral untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan kebijakan. Namun, ia menekankan bahwa situasi saat ini bisa memerlukan penyesuaian kebijakan jika prospek dasar dan keseimbangan risiko berubah.
“Dengan kebijakan berada di wilayah restriktif, prospek dasar dan perubahan keseimbangan risiko dapat memerlukan penyesuaian kebijakan,” ujar Powell. Pernyataannya menunjukkan bahwa The Fed tidak menutup kemungkinan untuk mengubah arah kebijakan moneter.
Perbedaan Pandangan di Kalangan Pejabat The Fed
Pernyataan Powell datang di tengah perbedaan pandangan antara pejabat The Fed mengenai waktu dan langkah penyesuaian kebijakan. Beberapa menganggap pasar tenaga kerja masih tangguh, sementara yang lain khawatir tanda-tanda pelemahan awal bisa berkembang menjadi perlambatan signifikan.
Powell menjelaskan bahwa pasar tenaga kerja saat ini berada dalam keseimbangan aneh akibat perlambatan tajam baik dari sisi pasokan maupun permintaan. Data ketenagakerjaan Juli menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang lebih lemah dibandingkan laporan sebelumnya.
“Situasi yang tidak biasa ini mengindikasikan risiko pelemahan ketenagakerjaan meningkat. Jika risiko itu terwujud, dampaknya bisa cepat dalam bentuk PHK besar-besaran dan lonjakan pengangguran,” jelasnya.
Perhatian Terhadap Inflasi dan Tarif Impor
Meski demikian, Powell tetap menekankan perlunya kewaspadaan terhadap dampak tarif impor Presiden Donald Trump yang berpotensi memicu inflasi berkelanjutan. Menurutnya, efek tarif pada harga konsumen kini jelas terlihat, meski diperkirakan bersifat sementara.
Namun, tekanan harga akibat tarif bisa memicu dinamika inflasi yang lebih bertahan lama. Itu adalah risiko yang perlu dinilai dan dikelola.
Prediksi Pemangkasan Suku Bunga
Setelah pernyataan Powell, investor meningkatkan taruhan bahwa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan memangkas suku bunga pada pertemuan 16–17 September. Ekonom Deutsche Bank, Barclays, dan BNP Paribas juga memajukan perkiraan pemangkasan suku bunga ke bulan yang sama.
James Bullard, mantan Presiden The Fed St. Louis, menyebut bahwa Powell mempertegas ekspektasi pemangkasan 25 basis poin pada September. “Powell menyoroti laporan tenaga kerja terbaru yang sangat lemah, jadi saya kira itu sudah hampir pasti,” ujar Bullard.
Tekanan dari Presiden Trump
Pidato Powell berlangsung di tengah tekanan besar dari Presiden Trump dan sekutunya agar bank sentral menurunkan biaya pinjaman—tekanan yang dianggap mengancam independensi The Fed. Saat Powell naik podium, para bankir sentral dan ekonom yang hadir memberi standing ovation sebagai bentuk dukungan.
Trump, usai pidato, menyindir bahwa The Fed seharusnya menurunkan suku bunga setahun lalu. “Kami menyebutnya ‘terlambat’ bukan tanpa alasan,” kata Trump.
Di saat bersamaan, Trump juga meningkatkan tekanannya terhadap pejabat The Fed. Presiden AS itu menyatakan akan memecat Gubernur The Fed Lisa Cook jika tidak mengundurkan diri, menyusul tuduhan pemberian informasi palsu dalam pengajuan dua kredit kepemilikan rumah (KPR).
Perubahan Kerangka Kebijakan Moneter
Powell juga memaparkan perubahan kerangka kebijakan moneter jangka panjang The Fed. Salah satunya menegaskan kembali perubahan pada 2020 yang menyatakan bank sentral tidak otomatis menaikkan suku bunga hanya karena tingkat pengangguran rendah.
Namun, Powell menekankan bahwa revisi 2020 tidak dimaksudkan untuk “selamanya meniadakan” kemungkinan kenaikan suku bunga jika pasar tenaga kerja menguat dan berpotensi mendorong inflasi.
The Fed juga menegaskan kembali target inflasi 2% serta pentingnya menjaga ekspektasi inflasi tetap stabil. Namun, mereka mencabut strategi 2020 yang mengizinkan inflasi di atas target untuk mengompensasi periode inflasi rendah, serta menghapus frasa bahwa suku bunga rendah adalah “ciri khas lanskap ekonomi.”
Perdebatan Suku Bunga di Kalangan Pejabat The Fed
Komentar Powell berada di antara pandangan beragam pejabat The Fed belakangan ini. Beberapa mengkritik rencana pemangkasan suku bunga, sementara yang lain melihat potensi penurunan.
Presiden The Fed Cleveland Beth Hammack menilai data inflasi terbaru membuatnya tidak bisa mendukung pemangkasan bila pertemuan digelar pekan ini. Nada hati-hati juga disampaikan Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid, sementara Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic hanya melihat satu kali pemangkasan tahun ini.
The Fed sebelumnya memangkas suku bunga tiga kali pada akhir 2024, tetapi menahan level acuan tahun ini. Kekhawatiran inflasi akibat tarif impor kembali menguat seiring data inflasi terbaru yang menunjukkan harga produsen pada Juli naik tercepat dalam tiga tahun terakhir.
Sebagian pejabat kini menilai pelemahan pasar tenaga kerja sebagai alasan memulai kembali penurunan suku bunga. Dua Gubernur The Fed, Christopher Waller dan Michelle Bowman, bahkan menentang keputusan Juli untuk mempertahankan suku bunga, dengan alasan risiko ketenagakerjaan.
Pasca laporan tenaga kerja Juli yang lebih lemah dari perkiraan, Presiden The Fed San Francisco Mary Daly dan Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari memberi sinyal dapat mendukung pemangkasan pada September.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!